Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengumuman hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) hanya tinggal menghitung hari. Hasil dari kontestasi politik tersebut tentu akan mempengaruhi arah kebijakan yang berimbas pada perekonomian.
Di tengah belum pastinya yang jadi pemimpin AS, Perencana Keuangan membagikan pandangannya terhadap instrumen investasi yang bisa dilirik.
Eko Endarto, Perencana Keuangan dari Finansia Consulting mencermati setiap mendekati pemilu, inflasi kecil biasanya terjadi. Tetapi disisi lain optimisme terhadap pemerintahan baru bisa membuat inflasi tidak begitu terasa.
Baca Juga: Peluang dan Potensi Investasi Emas Jelang Pengumuman Hasil Pilpres AS
"Selain itu, melihat kondisi di AS yang tidak ada perubahan berarti baik itu dari sisi inflasi dan indikator ekonomi lainnya, maka kebijakan moneternya diperkirakan tidak akan berubah jauh," ucap Eko kepada KONTAN, Senin (4/11).
Eko menilai saham masih menarik meski terjadi pergantian kepemimpinan, terutama dari perusahaan bluechip. Sebab biasanya saham-saham bluechip lebih stabil dan tahan terhadap volatilitas pasar. Sehingga mampu beradaptasi lebih cepat dibandingkan perusahaan yang masih baru.
Eko juga bilang, di Indonesia setiap ganti pimpinan IHSG pasti naik. Penggantian pimpinan artinya ada kepastian minimal 4 tahun ke depan. Begitupun di AS, menurut Eko tidak akan jauh berbeda.
Baca Juga: Ekonom: Hubungan Dagang Indonesia-AS Lebih Menguntungkan Jika Harris Menang Pilpres
"Kepastian versi Kamala maupun kepastian versi Trump. Investor pasti bisa beradaptasi dengan perubahan asalkan tidak berubah terlalu cepat, 4 tahun saya kira cukup panjang," lanjut Eko.
Selain itu, layak dicermati juga emas untuk menjaga stabilitas di tengah kondisi makro global. Emas juga memiliki sifat sebagai aset safe haven yang nilainya cenderung stabil atau bahkan meningkat saat pasar lainnya mengalami tekanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News