kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Analyst Kiwoom Sekuritas Rekomendasikan Wait and See Saham PTPP, Ini Alasannya


Senin, 06 Mei 2024 / 09:46 WIB
Analyst Kiwoom Sekuritas Rekomendasikan Wait and See Saham PTPP, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Logo perusahaan BUMN Karya PT PP pada proyek pembangunan gedung di Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024). Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan sudah melakukan konsolidasi terhadap rencana penggabungan 7 BUMN Karya menjadi 3 perusahaan saja. Keputusan tersebut dilakukan untuk menyehatkan BUMN di sektor karya. Ketujuh BUMN tersebut adalah PT Waskita Karya Tbk dengan PT Hutama Karya (HK), PT Nindya Karya dengan PT Brantas Abipraya dan PT Adhi Karya Tbk,?serta PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan beban-beban material pada sektor konstruksi sehingga dapat menggerus laba emiten konstruksi. Terutama pada saham-saham konstruksi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki utang besar. 

Kenaikan suku bunga juga dapat berdampak terhadap lonjakan hutang emiten konstruksi karena tingginya beban-beban atas bahan-bahan material yang semakin mahal. 

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga menjadi 6,25% pada pertemuan bulan April 2024. Selain itu, suku bunga Deposit Facility naik sebesar 25 bps menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00%.

Baca Juga: Emiten Properti Catatkan Kinerja Positif, Cermati Rekomendasi Analis

Meski begitu, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Wahyu Saputra menilai, kinerja PT PP (Persero) Tbk (PTPP) pada tahun 2024 masih menunjukkan tren positif, terutama di kuartal 1 2024 (Q1). Hal ini didorong oleh kinerja yang solid.

 

Wahyu menyebutkan, PTPP mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 4,61 triliun, naik 5.6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, laba bersih PTPP pada triwulan 1 2024 melonjak 176.4% menjadi Rp 94,6 miliar dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, yang hanya sebesar Rp 34,22 miliar.

Sedangkan di tahun 2023, PTPP mencatatkan laba sebesar Rp 481,37 miliar. Raihan tersebut naik 77,17% dari laba tahun 2022 sebesar Rp 271,69 miliar.

Baca Juga: Terdampak Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Konstruksi: ACST, ADHI, PTPP dan BUKK

“Sehingga tidak menutup kemungkinan PTPP akan terus membukukan kinerja yang baik di tahun 2024, meski adanya kenaikan suku bunga BI,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Minggu (5/5).

Wahyu menyebutkan, sentimen positif yang akan mempengaruhi kinerja PTPP di tahun ini yaitu, peningkatan belanja infrastruktur pemerintah, di mana itu akan menjadi katalis positif bagi PTPP sebagai salah satu BUMN Karya terdepan di bidang konstruksi. 

Sentimen positif lainnya, Wahyu bilang, datang dari adanya kontrak baru di awal tahun ini yaitu proyek Kantor PUPR Wing 2 senilai Rp 815,5 miliar, proyek pembangunan Jalan Seksi 6C Rp 746,6 miliar, dan proyek Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 3 senilai Rp 622,4 miliar. 

Baca Juga: PTPP Rampungkan Proyek Jetty Smelter Nickel MMP Kaltim senilai Rp 682 Miliar

Kinerja PTPP juga didorong sentimen positif dari proyek pembangunan jalan serta fokus dalam menyelesaikan proyek-proyek yang ada di Ibu Kota Negara (IKN) dengan jumlah yang cukup banyak.

“Kemudian, adanya diversifikasi usaha, PTPP juga berfokus pada bisnis lain seperti properti, manufaktur, dan energi. Hal ini diharapkan akan dapat membantu meningkatkan pendapatan dan ketahanan perusahaan,” kata dia. 

Sementara untuk sentimen negatif yang perlu dipertimbangkan, ia menyebutkan seperti kenaikan suku bunga karena dapat meningkatkan beban bunga emiten kontruksi serta menggerus laba bersih dan memperlambat pertumbuhan kinerja.

Dengan adanya kondisi kenaikan suku bunga BI, maka Wahyu meminta kepada investor untuk melakukan wait and see terlebih dahulu terhadap saham PTPP, mengingat adanya tren penurunan pada emiten konstruksi dan belum ada indikasi sinyal untuk transisi ke trend bullish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×