kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar fokus ke embargo Iran


Rabu, 01 April 2015 / 07:23 WIB
Pasar fokus ke embargo Iran
ILUSTRASI. Penjualan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) tertahan./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/10/2023.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penurunan harga minyak berlanjut dan telah memasuki hari ketiga. Pelaku pasar mengantisipasi hasil perundingan program nuklir antara Iran dengan negara-negara barat pada Selasa (31/3) malam. Maklum, pasar berpotensi banjir pasokan minyak jika embargo ekspor minyak Iran dicabut.

Mengutip Bloomberg, Selasa (31/3) pukul 13.50 WIB harga minyak kontrak pengiriman Mei 2015 di New York Merchantile Exchange merosot 1,5% menjadi US$ 47,96 per barel dibandingkan penutupan sebelumnya. Namun, dalam sepekan harga minyak masih naik 1%.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan, harga minyak kembali terpeleset karena pasar masih mengantisipasi kesepakatan antara Iran dengan negara-negara barat.

"Ada spekulasi di pasar bahwa Iran akan dilepaskan dari embargo ekspor," kata Putu. Jika sampai embargo itu dicabut, pasar harus siap dibanjiri stok minyak sekitar 500.000 barel per hari dalam tiga hingga enam bulan mendatang.

Pelaku pasar juga menantikan pengumuman data stok minyak Amerika Serikat (AS) pada Rabu (1/4). Data sebelumnya, stok minyak AS bertambah 8,2 juta barel. "Rabu (1/4) harga minyak bergantung  hasil kesepakatan Iran dan negara-negara barat," papar Putu.

Jika tercapai kesepakatan pemberhentian program nuklir Iran, harga minyak berpotensi semakin terpuruk. Sebaliknya, jika tak menemui kata sepakat, ada peluang harga minyak naik terbatas.

Tapi, kenaikan harga minyak dirasa masih sulit terjadi. Saat ini pasar sedang menanti data ADP Non-Farm Employment Change AS Maret 2015 yang diprediksi naik 231.000, dari sebelumnya 212.000. Ini dapat mengangkat dollar dan menekan harga minyak.

Fundamental lemah

Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures, melihat, harga minyak berpeluang kembali menguat, jika terjadi perubahan faktor fundamental di pasar, yakni indeks USD melemah, perekonomian global membaik yang mendongkrak permintaan minyak serta pemangkasan produksi minyak oleh organisasi negara eksportir minyak (OPEC). "Hal ini belum akan terjadi paling tidak hingga pertengahan tahun 2015," duga Nizar.

Maklum, OPEC baru akan menggelar pertemuan pada pertengahan tahun ini. Sedangkan kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan terjadi pada Juni atau September. Dus, dollar masih akan menguat. Sedangkan perekonomian global masih membutuhkan waktu untuk pulih.

"Sulit mengharapkan harga minyak mentah stabil di atas level US$ 50 per barel dengan permintaan yang sangat minim," prediksi Nizar. Sementara konflik geopolitik di Timur Tengah hanya mampu mengangkat harga minyak sementara waktu.

Secara teknikal, harga bergerak turun di bawah moving average (MA) 25. MACD) berada di area negatif dengan pola downtrend. RSI di level 47 bergerak turun. Stochastic di level 51 sudah membentuk pola dead cross mengindikasikan tren bearish.

Nizar menduga, pada Rabu (1/4) harga minyak di US$ 46-US$ 48 per barel. Sepekan ke depan, harga berpotensi terpuruk di US$ 43-US$ 48 per barel. Sedangkan Putu memprediksi harga sepekan mendatang di US$ 43,40-US$ 50,00 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×