kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Ditopang Segmen Herbal, Simak Rekomendasi Saham Sido Muncul (SIDO)


Senin, 27 Oktober 2025 / 17:05 WIB
Ditopang Segmen Herbal, Simak Rekomendasi Saham Sido Muncul (SIDO)
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham untuk Sido Muncul (SIDO) yang kinerjanya ditopang segmen herbal


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan penurunan kinerja pada semester I – 2025.

Meski begitu, kinerja hingga akhir tahun diproyeksi lebih baik seiring dengan perkiraan puncak musim hujan yang menopang penjualan produk SIDO. 

SIDO mencatat pendapatan semester I – 2025 merosot 4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,83 triliun. Sedangkan, laba bersih menurun 1,32% yoy menjadi Rp 600 miliar. 

Baca Juga: PT PP (PTPP) Kantongi Nilai Kontrak Baru Rp 16,88 Triliun per Kuartal III 2025

Ezaridho Ibnutama, Analis NH Korindo Sekuritas mengatakan, penurunan pendapatan ini terjadi di ketiga segmen. Segmen herbal dan suplemen turun 3% yoy menjadi Rp 1,08 triliun. Segmen makanan dan minuman turun 4% yoy serta segmen farmasi mencatat penurunan 5%. 

“Penurunan angka penjualan ini disebut-sebut disebabkan oleh perlambatan ekonomi. Sebagai respons, perusahaan juga telah memperketat anggaran untuk penjualan dan pemasaran, yang ditunjukkan dengan penyusutan sebesar 11% yoy menjadi Rp 230 miliar,” ujar Ezaridho dalam risetnya pada 16 Oktober 2025. 

Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, prospek kinerja SIDO pada kuartal IV – 2025 masih cukup solid.

Apalagi kurun waktu ini masuk periode musim hujan dan akhir tahun yang biasanya meningkatkan permintaan produk herbal dan vitamin. 

“Secara historis, kuartal IV memang menjadi kuartal terkuat buat SIDO karena efek musim dan spending rumah tangga yang naik,” ujar Wafi kepada Kontan, Senin (27/10/2025). 

Wafi melihat tantangan yang mungkin dihadapi SIDO lebih ke cost pressure dari bahan baku impor, terutama kemasan dan ekstrak bahan herbal tertentu, yang bisa menekan margin. Selain itu, persaingan produk kesehatan dan minuman herbal makin ketat.

Baca Juga: IHSG Anjlok 1,87% ke 8,117 pada Senin (27/10/2025), BRPT, SCMA, AMMN Top Losers LQ45

Jadi, SIDO perlu terus agresif berinovasi produk dan marketing. Momen akhir tahun bisa menjadi katalis pendorong kinerja SIDO karena potensi meningkatnya permintaan vitamin, minuman herbal, dan suplemen yang biasanya naik di Desember sampai Januari. 

Adapun, sentimen yang perlu diperhatikan untuk mencermati kinerja SIDO hingga akhir tahun antara lain stabilitas daya beli, tren konsumsi akhir tahun, dan outlook inflasi.

“Jika semua relatif terjaga, harusnya SIDO bisa tutup tahun dengan pertumbuhan single digit di pendapatan dan laba,” ucap Wafi. 

Muhamad Heru Mustofa, Analis Phintraco Sekuritas memperkirakan laba bersih SIDO akan stabil pada tahun 2025. Estimasi ini didasarkan pada potensi pertumbuhan pendapatan yang terbatas pada tahun fiskal 2025 akibat daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, terutama di kalangan menengah ke bawah. 

Selama semester I – 2025 SIDO mengalami penurunan laba bersih sebesar 1,32% yoy menjadi Rp 600 miliar, seiring dengan penurunan pendapatan yang menyebabkan laba usaha turun sebesar 1,75% yoy menjadi Rp 746 miliar. 

“Ke depannya, kami memperkirakan permintaan yang lebih baik pada semester II – 2025, seiring dengan perkiraan puncak musim hujan yang akan terjadi pada November 2025 hingga Februari 2026, yang berpotensi meningkatkan permintaan produk Tolak Angin SIDO,” ujar Heru dalam risetnya pada 2 Oktober 2025. 

Heru menilai industri kimia, farmasi, dan obat tradisional masih memiliki ruang untuk tumbuh dalam jangka panjang. Hal ini berdasarkan tren produk domestic bruto (PDB) industri kimia, farmasi, dan obat tradisional, yang terus pulih setelah Covid-19.

Selain itu, aktivitas manufaktur di industri ini tetap berada dalam zona ekspansif pada triwulan II-2025 dan cenderung stabil selama setahun terakhir. 

Kondisi ini menunjukkan bahwa industri kimia, farmasi, dan obat tradisional masih memiliki kinerja yang kuat. “Sehingga kami menilai industri ini masih memiliki potensi untuk tumbuh dalam jangka Panjang,” kata Heru.  

Menurut Heru, SIDO adalah pemimpin pasar untuk produk flu biasa, dengan merek Tolak Angin. Didukung oleh fasilitas produksi bersertifikasi farmasi, produk Tolak Angin SIDO hadir dalam berbagai varian dan menjadi pemimpin di pasar domestik, dengan pangsa pasar sebesar 73% pada semester I – 2025.  

Selain itu, produk Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G! SIDO telah berhasil menembus pasar global, dengan fokus utama saat ini di Malaysia, Filipina, dan Nigeria.

Hal ini menunjukkan bahwa produk SIDO tidak hanya diterima dengan baik di pasar domestik. “Tetapi juga mampu bersaing secara global, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan jangka panjang,” ucap Heru. 

 

Ezaridho memproyeksikan pendapatan dan laba bersih SIDO tahun 2025 masing – masing dapat mencapai Rp 4,12 triliun dan Rp 1,19 triliun. Adapun pada tahun 2024, SIDO membukukan pendapatan Rp 3,91 triliun dan laba bersih Rp 1,17 triliun. 

Ezaridho, Wafi, dan Heru merekomendasikan beli saham SIDO dengan target harga masing – masing Rp 700 per saham, Rp 880 per saham, dan Rp 635 per saham.

Selanjutnya: 9 Cara Diet Cepat Kurus yang Mudah Dilakukan dan Terbukti Efektif

Menarik Dibaca: 9 Cara Diet Cepat Kurus yang Mudah Dilakukan dan Terbukti Efektif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×