Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengutip data Bloomberg pukul 18.35 WIB, Selasa (7/5) pasangan mata uang GBP/USD terkoreksi 0,21% di level 1.3069. Indeks dollar Amerika Serikat (AS) tumbuh 0,15% di level 97,66 setelah gonjang-ganjing perang dagang AS dan China.
Kabarnya hari ini tengah berlangsung pertemuan antara AS dan China. Tetapi, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa ia tidak senang dengan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan bersama China dan AS yang akan meningkatkan tarif barang-barang China senilai US$ 200 miliar senilai barang-barang China hingga 25% dari 10%.
Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi menilai, dalam jangka pendek pasangan mata uang ini masih bisa tumbuh. Masih minim rilis data ekonomi penting dari Inggris yang dapat menjadi katalis pemicu volatilitas pada GBPUSD, perkembangan mengenai Brexit masih akan menjadi sentimen penggerak.
Saat ini Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May masih terus mencoba untuk mencari skenario Brexit agar partai oposisi bisa memberikan persetujuannya sehingga nanti pada 31 Oktober, Inggris bisa benar-benar keluar dari Uni Eropa setelah sekian lama terus ditunda.
Sempat muncul satu isu positif bahwa May akan kembali melakukan kompromi dengan pihak European Union Customs untuk bisa membantu berkompromi agar partai oposisi tidak lagi menolak proposal Brexit di parlemen nantinya.
Dini dalam analisisnya Selasa (7/5) mengatakan GBP/USD berpeluang penguatan selama harga bergerak di atas 1,3090 untuk menguji resistance terdekat 1,3140.
Tembus level 1,3140, GBP/USD berpeluang lanjut menguat mengincar area level tertinggi pada pekan lalu di area 1,3170. Sebaliknya, jika harga ternyata menembus level 1,3090, potensi pelemahan GBP/USD akan mengincar area 1,3060.
DIni memprediksi pada perdagangan selanjutnya GBP/USD akan bergerak di level support antara 1,3090, 1,3060, dan 1,3030. Sementara level resistance antara 1,3140 , 1,3170, dan 1,3190.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News