kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Paling defensif, saham makanan dan minuman ini masih menarik untuk dilirik


Jumat, 19 Juni 2020 / 21:33 WIB
Paling defensif, saham makanan dan minuman ini masih menarik untuk dilirik
ILUSTRASI. Indeks sektor barang konsumsi turun 10,97% sejak awal tahun, paling kecil dibandingkan dengan indeks sektoral lain.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun sektor saham barang konsumsi menjadi sektor yang paling defensif. Tercermin dari penurunan yang paling mini dibandingkan sektor saham lain.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat (19/6) menunjukkan, sektor barang konsumsi turun 10,97% sejak awal tahun. Sementara, sektor lainnya mayoritas terkoreksi di atas 18%. Kinerja sektor barang konsumen juga lebih baik dibandingkan IHSG yang sudah terkoreksi hingga 21,55% sepanjang tahun 2020 ini.

Termasuk ke dalam sektor barang konsumen di antaranya saham-saham emiten makanan dan minuman. Adapun saham makanan dan minuman yang paling dilirik investor sejauh ini adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) serta anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Baca Juga: Cermati saham-saham berikut ini setelah penurunan suku bunga acuan

Selama sebulan terakhir, harga saham INDF terus mengalami penguatan hingga 1,15%. Sementara, ICBP baru menunjukkan penguatan harga saham selama seminggu terakhir, hingga 3,78%. Dilihat dari kapitalisasi pasarnya, kedua saham itu terhitung jumbo hingga Rp 104,08 triliun untuk ICBP dan Rp 57,73 triliun untuk INDF.

Selain kedua saham di atas, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso melihat masih banyak emiten makanan dan minuman lain yang menarik. Misalnya, PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) dan PT Akasha Wira International Tbk (ADES).

"ADES dan BEEF relatif murah dibandingkan dengan emiten lain dalam sektor ini," kata Aria kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6).  Aria menyarankan saham BEEF dengan target harga Rp 270, dan ADES dengan target harga Rp 1.050.

Baca Juga: Wall Street naik sekitar 1% meski kasus baru virus corona AS meluas

Adapun untuk saham-saham emiten makanan dan minuman lainnya seperti PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) bisa diakumulasi saat ada terjadi pelemahan harga.

Rekomendasi serupa juga berlaku untuk PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), PT Kino Indonesia Tbk (KINO), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ), dan PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND).

Baca Juga: Ramai sentimen positif dari domestik, IHSG menguat 1,27% dalam sepekan

Sementara, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, saham air minum dalam kemasan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) juga patut dilirik. Ia menyarankan buy CLEO dengan target harga Rp 500.

Saham-saham produsen makanan lainnya yang cukup likuid seperti  MYOR dan HOKI, bisa juga buy dengan target masing-masing Rp 2.300 dan Rp 780.

Aria menambahkan, saham makanan dan minuman memang menarik, akan tetapi pergerakan harganya tidak berpengaruh signifikan terhadap sektor barang konsumen. Sebab, mayoritas saham-saham ini merupakan saham lapis dua dan lapis tiga. "Dari sisi bobot terhadap indeks sektor, memang GGRM, KLBF, INDF, dan ICBP cukup mendominasi," jelas Aria lagi.

Baca Juga: Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi, BI Buka Peluang Memangkas Suku Bunga Acuan Lagi

Walaupun sahamnya berada di lapis dua dan tiga, investor yang tertarik saham-saham makanan dan minuman itu tetap bisa berbelanja dengan memperhatikan position sizing. Dalam artian, jumlah saham yang akan dibeli oleh investor perlu diperhitungkan dengan total dana investasi yang dimiliki. Sehingga, investor sudah siap ketika harus menanggung risiko kehilangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×