Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Menilik hasil survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan yang dirilis BI, saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada September 2023 mencapai 92,6%. Angka itu lebih tinggi dari SBT Agustus di 2023 sebesar 86,2%. Adapun kenaikan berasal berasal dari kredit investasi dan kredit konsumsi.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano juga menilai laju kinerja emiten perbankan masih akan berlanjut. Sebab, pihaknya mencatat total kredit secara agregat untuk bank saja tumbuh 11% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 3.502 triliun di 23 Agustus.
Secara bulanan, hanya BBCA yang melaporkan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih lambat yaitu 10,1% YoY dari bulan sebelumnya 10,4%.
Baca Juga: Menebak Arah IHSG di Tengah Pelemahan Rupiah dan Rilis Laporan Keuangan
"Sementara itu, bank-bank BUMN melaporkan pertumbuhan kredit yang lebih cepat, seperti BBRI dari 11,2% ke 11,9%. Lalu, BMRI dari 10,2% ke 12,3%, dan BBNI dari 6,9% menjadi 8,5%," terangnya dalam riset, Senin (2/10).
Dari sejumlah emiten perbankan, Victor menjagokan BMRI karena prospek ROAE yang menarik dan manajemen risiko yang baik. Maklum, hanya BMRI yang berhasil menurunkan TD sebesar 1,6% MoM, sementara bank-bank lain mencatatkan kenaikan TD.
Dengan demikian, rasio CASA secara keseluruhan turun menjadi 73,1% di bulan Agustus dari 73,8% di bulan Juli dan 74,6% di bulan Desember.
Baca Juga: Mengintip Kinerja Sejumlah Industri Asuransi pada Kuartal III-2023
Hanya BMRI yang mencatat rasio CASA yang lebih tinggi karena penurunan TD, tetapi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi menyebabkan LDR meningkat lebih cepat dibandingkan bank-bank lain.
Sementara, Nico masih memberikan outlook positif untuk big 4 perbankan. Adapun ia merekomendasikan BBCA dengan target harga Rp 10.200, BBRI Rp 6.150, BBNI Rp 5.700, dan BMRI Rp 6.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News