Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Permintaan minyak di seluruh dunia telah turun sebanyak 30%, atau sekitar 30 juta barel per hari, bertepatan dengan langkah-langkah oleh Arab Saudi dan Rusia untuk membanjiri pasar dengan tambahan pasokan setelah kesepakatan tentang pemotongan produksi berantakan di bulan lalu.
Harga minyak merosot pada Senin setelah Arab Saudi dan Rusia menunda pertemuan untuk menyepakati pengurangan produksi hingga Kamis.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, telah membatasi produksi dalam beberapa tahun terakhir di tengah ekspansi cepat output AS yang menjadikan negara itu produsen minyak mentah terbesar di dunia.
Ada juga pertanyaan tentang apakah AS akan bergabung dengan tindakan terkoordinasi.
Baca Juga: Sumber: OPEC + setuju memangkas produksi minyak jika AS juga ikut serta
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa OPEC tidak memintanya untuk mendorong produsen minyak dalam negeri untuk memotong produksi mereka untuk menopang harga. Dia juga mengatakan bahwa output AS menurun sehubungan dengan penurunan harga.
"Saya pikir itu terjadi secara otomatis tetapi belum ada yang menanyakan pertanyaan itu kepada saya, jadi kita akan lihat apa yang terjadi," kata presiden pada konferensi pers, Senin sore.
Tindakan terkoordinasi oleh produsen minyak AS untuk mengurangi output biasanya akan menjadi pelanggaran undang-undang antimonopoli.
Sebuah resesi global yang menurut ekonom dalam jajak pendapat Reuters sedang berlangsung kemungkinan akan lebih serius daripada yang diperkirakan beberapa minggu lalu karena wabah virus, survei terbaru menunjukkan.
"Kami memperkirakan harga energi akan melayang di sekitar level saat ini sampai aktivitas ekonomi pulih," kata Capital Economics dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News