Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyampaikan penerbitan obligasi dan sukuk korporasi mengalami penurunan pada kuartal I-2024.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto menyebutkan total penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 26,4 triliun dari 23 perusahaan. Adapun dari jumlah tersebut, obligasi dan sukuk menjadi penyumbang paling besar, yaitu senilai Rp 25,1 triliun.
Kendati demikian, Suhidarto menuturkan nilai dari penerbitan obligasi dan sukuk sepanjang Januari–Maret 2024 atau pada kuartal I-2024 melemah, dibandingkan periode tahun lalu yang mencapai sebesar Rp 27,5 triliun.
Dia menjelaskan, penurunan tersebut terjadi karena adanya beberapa perusahaan yang menunda penerbitannya. Di mana, yang sebelumnya dijadwalkan pada kuartal I-2024, menjadi bergeser masuk di awal April karena banyaknya libur di Maret lalu.
Baca Juga: Pefindo Kantongi Mandat Penerbitan Obligasi Rp 53,17 Triliun hingga Kuartal I
Tak hanya obligasi dan sukuk, penerbitan surat utang korporasi dalam tiga bulan pertama di tahun ini, juga disumbang oleh medium term notes (MTN) yang mencapai hingga Rp 700 miliar pada kuartal I/2024. Angka tersebut naik dari posisi tahun lalu yang hanya mencapai Rp 300 miliar.
Lebih lanjut, Suhindarto mengatakan, dari total penerbitan surat utang korporasi yang mencapai Rp 26,4 triliun tersebut, mayoritas digunakan untuk keperluan modal kerja dengan porsi 56,5% dan refinancing 31,2%.
“Jadi dari jumlah Rp 26,4 triliun itu, Pefindo sudah melakukan pemeringkatan pada 82,4% surat utang korporasi yang diterbitkan selama periode Januari hingga Maret 2024,” kata Suhidarto, dalam konferensi pers, Kamis (18/4).
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa prospek penerbitan surat utang korporasi masih cukup baik hingga kuartal I-2024. Meskipun masih terdapat sejumlah tantangan.
Suhidarto mengatakan, aktivitas sektor riil yang masih baik dan terjaga juga menjadi salah satu faktor pendorong penerbitan surat utang pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas kampanye politik, seperti Pilpres hingga Pilkada mendatang yang membuat permintaan tetap kuat dan stabil.
Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BBNI) Resmi Rilis Global Bond Senilai US$ 500 Juta
Menurut dia, berakhirnya masa Pemilu nasional juga dapat mengurangi sikap wait and see investor sehingga berpengaruh positif terhadap prospek surat utang korporasi di tahun ini.
“Kemudian, kemampuan adaptasi korporasi dalam menghadapi suku bunga tinggi, hingga prospek penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) ke depan, juga menjadi sentimen positit untuk prospek penerbitan obligasi korporasi di tahun 2024,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News