Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengantongi mandat surat utang (obligasi) korporasi sebesar Rp 53,17 triliun dari 48 penerbit hingga 31 Maret 2024.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto menyebutkan bahwa perusahaan di sektor perbankan dan tambang tercatat memiliki rencana penerbitan terbesar, di mana sebanyak lima perusahaan di sektor perbankan berencana menerbitkan surat utang korporasi senilai Rp 7,65 triliun.
Kemudian, posisi selanjutnya yaitu perusahaan tambang dengan nilai rencana penerbitan sebesar Rp 5,6 triliun dari lima perusahaan. Peringkat berikutnya yaitu, datang dari perusahaan sektor jasa konstruksi dan multifinance yang akan menerbitkan surat utang sebesar Rp 4,5 triliun dari masing-masing empat penerbit.
Sedangkan dua perusahaan pembiayaan non-multifinance akan menerbitkan senilai Rp 4 triliun.
Baca Juga: KB Bank Pertahankan Fitch Rating AAA dengan Outlook Stabil
Berdasarkan jenis surat utang, dia mengatakan bahwa penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi paling mendominasi yakni sebesar Rp 21,67 triliun, disusul obligasi sebesar Rp19,12 triliun, PUB Sukuk mencapai Rp 8,25 triliun, dan sukuk Rp 1,59 triliun.
“Dari mandat yang masuk, Pefindo juga sudah melakukan pemeringkatan sekitar 82,4% dari seluruh surat utang yang diterbitkan pada kuartal pertama 2024 tersebut,” kata Suhindarto, dalam Konferensi Pers, Kamis (18/4).
Lebih lanjut, Suhindarto mengungkapkan bahwa prospek penerbitan surat utang korporasi masih cukup baik hingga kuartal I-2024. Meskipun masih terdapat sejumlah tantangan.
Suhidarto mengatakan, aktivitas sektor riil yang masih baik dan terjaga juga menjadi salah satu faktor pendorong penerbitan surat utang pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas kampanye politik, seperti Pilpres hingga Pilkada mendatang yang membuat permintaan tetap kuat dan stabil.
Selain itu, menurut dia, berakhirnya masa Pemilu nasional juga dapat mengurangi sikap wait and see investor sehingga berpengaruh positif terhadap prospek surat utang korporasi di tahun ini.
“Kemudian, kemampuan adaptasi korporasi dalam menghadapi suku bunga tinggi, hingga prospek penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) ke depan, juga menjadi sentimen positit untuk prospek penerbitan obligasi korporasi di tahun 2024,” kata dia.
Baca Juga: ST012 Segera Terbit, Intip Potensi Besaran Imbal Hasilnya
Kendati begitu, Suhidarto menyebutkan tantangan yang dapat berpengaruh negatif terhadap penerbitan surat utang korporasi yaitu, suku bunga tinggi yang masih dijaga hingga awal semester I-2024 hingga eskalasi risiko geopolitik yang berkepanjangan di Timur Tengah.
“Jadi apabila suku bunga tinggi terus dipertahankan, maka premi risiko bagi perusahaan-perusahaan juga akan meningkat, karena leverage keuangan perusahaan tentu akan naik akibat bunga yang lebih tinggi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News