Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga gas alam memang terpantau naik pada perdagangan akhir pekan lalu setelah jatuh cukup dalam. Analis melihat perbaikan ini hanyalah sebuah rebound teknikal di tengah sedikitnya sentimen positif yang menyelimuti gas alam.
Mengutip Bloomberg, pada Jumat (28/10), harga gas alam kontrak pengiriman Desember 2016 di New York Mercantile Exchange terlihat menguat ke level US$ 3,11 per mmbtu. Di hari perdagangan sebelumnya, harga gas alam hanya mampu berada di level US$ 3,10 per mmbtu.
Sedangkan, apabila dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, harga gas alam malah anjlok sebesar 7,62% setelah pada Jumat (21/10) harga tercatat di level US$ 3,36 per mmbtu.
Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto merasa, valuasi harga gas alam bukan terjadi karena alasan fundamental. "Ini hanyalah sebuah rebound teknikal di tengah sentimen negatif gas alam," kata dia.
Memang, sejauh ini belum ada alasan fundamental yang mampu membantu menaikkan harga selain laporan cadangan gas alam Amerika Serikat (AS) yang sesuai ekspektasi.
Lihat saja laporan cuaca yang meramalkan sepanjang November hingga Januari nanti suhu udara di banyak negara bagian AS cenderung lebih hangat dari suhu normal di musim dingin. Hal ini tentu akan mengurangi permintaan gas alam yang jamak digunakan sebagai energi pemanas ruangan.
Belum lagi, harga minyak mentah yang belum jelas masa depannya sebelum pertemuan resmi negara-negara anggota OPEC di Wina, Austria pada 30 November mendatang. "Ini membuat pelaku pasar sedikit berhati-hati di komoditas energi," terang Andri.
Maka dari itu, dia mengajak pelaku pasar unutk mencermati hasil pertemuan OPEC nanti. Andri sendiri yakin, apabila memang produksi minyak dipangkas, harga gas alam bisa kembali menguat.
Memang, selain sentimen negatif di atas, pada Kamis (27/10) lalu Kantor Administrasi Informasi Energi (EIA) merilis data cadangan gas alam AS. Dalam rilis itu, dilaporkan cadangan gas alam sebanyak 73 milyar mmbtu. Sesuai dengan prediksi para analis yang menebak di angka yang sama.
Andri merasa, rilis data cadangan gas alam AS yang dikeluarkan secara mingguan harus diperhatikan dan diikuti oleh para pelaku pasar, bila memang data yang keluar sesuai atau lebih baik dari ekspektasi, itu bisa membantu mendongkrak harga gas alam. Sebaliknya, bila data yang keluar jelek ataupun tidak sesuai ekspektasi, maka harga bisa terus tertekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News