Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga gas alam masih fluktuatif setelah sempat mencapai level tertinggi 18 bulan. Analis menduga, gas alam akan bergerak dalam tren menguat hingga akhir tahun ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (19/10) pukul 15.52 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman November 2016 di New York Mercantile Exchange turun 1,2% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 3,224 per mmbtu. Namun, dalam sepekan terakhir, gas alam masih naik 0,43%.
Analis PT Asia Tradepoint Futures Andi Hardianto mengatakan, prospek harga gas alam masih cukup positif dengan dukungan kenaikan permintaan. "Konsumsi gas alam Amerika Serikat kemungkinan akan terus meningkat pada musim dingin tahun ini," tuturnya.
Meski mengalami koreksi secara harian, gas alam masih bertahan di atas level US$ 3 per mmbtu. Pekan lalu, gas alam bahkan mencatat level tertinggi sejak Februari 2015 yaitu di US$ 3,341 per mmbtu.
Data Energy Information (EIA) menunjukkan, cadangan gas alam pada minggu pertama bulan Oktober naik 79 miliar kaki kubik. Angka kenaikan tersebut lebih kecil dari pekan sebelumnya sebesar 80 miliar kaki kubik dan di bawah proyeksi sebesar 84 miliar kaki kubik. Sementara, stok gas alam AS bulan September turun 6% dari level April 2016.
EIA memperkirakan, jumlah tagihan listrik rumah tanggal AS selama musim dingin tahun ini yakni sejak November 2016 hingga Januari 2017 rata - rata berada di kisaran US$ 635 per bulan atau naik 22% dari periode sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan penggunaan gas alam sebagai sumber pemanas ruangan.
"Di tengah jumlah cadangan gas AS yang terus menyusut, permintaan justru akan naik terus hingga akhir tahun," lanjut Andri. Dengan dukungan naiknya permintaan, Andri optimistis, harga gas alam akan terus melaju hingga ke US$ 4 per mmbtu hingga akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
