Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan melepas aset jalan tol sebagai upaya dari penyehatan kinerja.
WSKT mengaku tidak akan menggarap proyek jalan tol lagi, kecuali jika dapat penugasan. Perseroan juga mau menjual seluruh aset jalan tol mereka.
Berdasarkan catatan Kontan, Waskita Karya mau menjual 35% sahamnya di Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, atau setara dengan Rp 3,3 triliun. Targetnya, tol tersebut tuntas diakuisisi di akhir tahun 2025.
Selain Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Jalan Tol Pemalang-Batang dan Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat juga mau dilepas WSKT tahun ini.
Baca Juga: Genjot Kinerja, PTPP Divestasi Anak Usaha Hingga Lepas Jalan Tol
Sebagai gambaran, WSKT sendiri telah membangun 23 ruas jalan tol dalam rentang waktu 2014-2024. Waskita berkontribusi hingga 1.000 kilometer (km) dari lebih dari 2.000 km total jalan tol yang dibangun Indonesia. Perseroan turut melakukan investasi pada 18 ruas tol yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera sepanjang 953 km.
Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025, pendapatan jalan tol WSKT sebesar Rp 579,81 miliar. Ini naik dari Rp 563,34 miliar di episode sama tahun 2024.
WSKT punya total aset tak berwujud Hak Pengusahaan Jalan Tol (HPJT) sebesar Rp 31,21 triliun. Ini terutama berasal dari ruas Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder, Pemalang-Batang, Kayu Agung-Palembang-Betung, dan Pasuruan-Probolinggo.
Jumlah itu turun tipis dari turun tipis dari Rp 31,33 triliun di periode sama tahun lalu. Sebab, sempat ada divestasi HPJT ruas Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung sebesar Rp 2,44 triliun.
Kemudian, WIKA juga mengaku memiliki rencana divestasi tiga aset utama sebagai salah satu strategi penyehatan perusahaan. Yaitu, aset properti dan tanah, seluruh aset jalan tol, dan aset infrastruktur air.
Sekretaris Perusahaan WIKA, Ngatemin alias Emin mengatakan, pihaknya tengah mengkaji divestasi aset Tol PP Semarang-Demak dan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) Bandung. WIKA punya 24% saham Tol PP Semarang-Demak dan 16,5% saham Tol Soroja.
“Tol PP Semarang-Demak akan dilepas setelah selesai tahun 2026,” ujarnya kepada media, Rabu (30/7/2025).
Baca Juga: Begini Upaya Waskita Karya (WSKT) Restrukturisasi dan Turunkan Beban
Setelah aset tol dilepas, WIKA tak berniat untuk menjadi pengelola jalan tol lagi. Emin menegaskan, kapasitas WIKA saat ini baru sampai sebagai kontraktor jalan tol, bukan pengelolanya.
“Kami akan fokus ke sana saja, ternyata kami belum bagus sebagai investor,” paparnya.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebenarnya digadang-gadang bakal menampung aset dan/atau pengendalian jalan tol milik para BUMN Karya. Apalagi jika memang dapat arahan dari BPI Danantara.
Emin pun tak mengelak ketika ditanya apakah WIKA sudah menawarkan aset tol atau pengelolaan tol mereka ke JSMR. Wijaya Karya juga punya proyek jalan tol yang dikerjakan bersama dengan JSMR.
“Tapi, belum tentu juga Jasa Marga mau, karena belum cukup menarik dari segi lalu lintas harian rata-rata (LHR),” ungkapnya.
JSMR pun belum mengonfirmasi kepastian terkait hal itu. “Untuk itu, pasti akan disampaikan informasi lebih lanjut melalui release jika ada aksi korporasi terbaru,” kata Lisye Octaviana, Corporate Communication & Community Development Group Head JSMR, kepada KONTAN Selasa (26/7).
Hingga berita ini diturunkan, WSKT belum memberikan keterangan kepada KONTAN terkait upaya lanjutan dari pelepasan aset jalan tol milik perseroan.
Selanjutnya: Realisasi Investasi Dana Pensiun Melemah, ROI Merosot ke 2,8%
Menarik Dibaca: Waspadai Anak yang Menggunakan Chatbot AI dan Teman Virtual di Era Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News