Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menyoroti katalis penggerak kinerja dan harga saham emiten tambang masih terkait dengan fluktuasi harga komoditasnya. Sentimen penting yang akan menjadi penentu adalah tingkat inflasi terutama di Amerika Serikat (AS) dan pemangkasan suku bunga acuan di periode akhir tahun ini.
Dia melirik komoditas emas yang lebih sensitif terpapar sentimen global, salah satunya dari efek pemilihan presiden AS. "Komoditas global akan berfluktuasi seiring dengan sentimen tersebut. Keputusan bank sentral akan menentukan arah volatilitas, terutama harga komoditas emas," terang Miftahul kepada Kontan.co.id, Senin (29/7).
Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy mengamati sejauh ini harga komoditas mineral secara umum cukup stabil. Sehingga kemungkinan emiten tambang lainnya masih bisa membukukan laba pada laporan keuangan semester I-2024.
Perolehan laba ini akan menjadi sentimen penting yang memengaruhi pergerakan harga sahamnya. Abdul Haq mencontohkan AMMN yang harga sahamnya lanjut menanjak di tengah kinerja yang di atas ekspektasi.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Hari Ini di Tengah Musim Rilis Laporan Keuangan Emiten
Sementara itu, kinerja ANTM menunjukkan perbaikan secara kuartalan. "Sehingga harga saham ANTM masih mendapat apresiasi dari para investor, walaupun kemungkinan tidak dalam jangka panjang," ungkap Abdul Haq.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Timothy Wijaya dalam riset terbarunya, Senin (29/7), masih mempertahankan rating overweight untuk emiten tambang logam. Timothy menyoroti harga timah yang melemah pada bulan ini, meski pasokan di China terbatas dan tingkat persediaan global menurun.
Sementara harga nikel stabil di bulan Juli. Tapi, perlu hati-hati terhadap penurunan dari permintaan yang memasuki musim sepi untuk stainless steel. Adapun, saham pilihan di sektor ini adalah PT Timah Tbk (TINS), NCKL, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), MDKA, ANTM dan INCO.
Target harga masing-masing berada di level Rp 1.400, Rp 1.300, Rp 700, Rp 3.100, Rp 2.000 dan Rp 5.700. Sedangkan secara teknikal, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo merekomendasikan buy saham AMMN dan speculative buy ANTM.
Cermati support Rp 10.900 dan resistance Rp 14.000 untuk saham AMMN, serta support Rp 1.175 dan resistance Rp 1.405 untuk saham ANTM.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Blue Chip Berikut di Tengah Musim Rilis Kinerja LQ45
Sementara Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana turut menyodorkan saham AMMN dan ANTM, namun dengan saran mencermati peluang buy on weakness.
Target harga untuk ANTM dan AMMN berada di level Rp 1.400 - Rp 1.500 dan Rp 12.700 - Rp 13.200. Herditya menyematkan speculative buy NCKL dan INCO dengan target harga Rp 945 - Rp 975 dan Rp 3.840 - Rp 3.910.
Abdul Haq menyarankan trading buy saham AMMN untuk target harga Rp 12.475 - Rp 12.925 dan stoploss di Rp 11.550. Sementara MDKA dengan target Rp 2.480 - Rp 2.540 per saham dan stoploss di Rp 2.310.
Sedangkan Miftahul menyematkan trading buy saham ANTM untuk target harga Rp 1.400. Kemudian hold saham AMMN dengan target harga Rp 12.900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News