Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas yang berada di bawah cakupan analisis Mirae Asset Sekuritas Indonesia diprediksi akan kurang menarik pekan ini. Berbagai sentimen global akan mempengaruhi pergerakan komoditas mulai dari batubara, emas, hingga crude palm oil (CPO).
Andy Wibowo Gunawan, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan, investor dapat kembali ke pendekatan jangka pendek karena harga komoditas yang loyo pekan ini.
Baca Juga: Emiten consumer goods jadi juara di sektor manufaktur, bagaimana prospeknya ke depan?
Namun, menurut Andy, meningkatnya kekhawatiran gelombang kedua infeksi Covid-19 akan menjadi satu-satunya upside risk harga emas global untuk minggu ini. Sementara downside risk akan datang dari pulihnya daya beli konsumen di Amerika Serikat (AS).
Untuk komoditas minyak, Andy memperkirakan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) akan diperdagangkan mixed pekan ini karena adanya katalis dua sisi. Potensi kenaikan harga akan datang dari sisi pasokan (supply) sedangkan downside risk akan datang dari sisi permintaan.
Untuk harga batubara global, Andy memperkirakan harga emas hitam ini berpotensi melemah pekan ini.”Karena perkiraan naiknya persediaan batubara di 6 PLTU utama China dan perkiraan angka produksi crude steel Jepang yang menurun di bulan Mei,” tulis Andy dalam riset, Selasa (16/6).
Baca Juga: Harga minyak rendah, penerimaan PPh migas ambles 35,6%
Komoditas logam dasar (basic metal) seperti nikel dan timah akan diperdagangkan dua arah karena adanya katalis dua sisi. Potensi kenaikan harga akan berasal dari sisi supply sedangkan risiko penurunan harga akan datang dari sisi permintaan.
Selain itu, ekspor stainless steel China bulan Mei 2020 turun menjadi 4,4 juta ton. Realisasi ini turun 30,4% secara bulanan (month-on-month/MoM) dan -23,4% secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Mirae Asset juga mencatat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/ CPI) China untuk periode Mei 2020 tumbuh melambat menjadi 2,4% YoY.
Baca Juga: Rupiah bisa menguat lagi pada pertengahan pekan ini
Sementara untuk komoditas perkebunan seperti CPO, katalis positif datang dari realisasi produksi CPO Malaysia bulan Mei yang relatif datar, yakni pada kisaran 1,7 juta ton.
Hal ini menjadi sentimen positif untuk harga CPO global minggu lalu. Sebaliknya, Mirae Asset Sekuritas mencatat bahwa ekspor CPO Malaysia untuk bulan Mei melonjak menjadi 1,4 juta ton (tumbuh 10,7% MoM dan tumbuh 20,2% YoY).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News