Sumber: CNBC | Editor: Uji Agung Santosa
NEW YORK. Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik seiring dengan melemahnya indeks dollar AS. Minyak mentah WTI ditutup menguat 88 sen menjadi US$ 47,45 per barel. Sementara minyak mentah Brent neik 60 sen menjadi US$ 55,90 per barel.
Namun penguatan harga minyak mentah masih dibayang-bayangi lonjakan pasokan minyak mentah global. Negara Arab Saudi bahkan telah mengumumkan akan menaikkan produksi minyak hingga 10 juta barel per hari, hingga menyentuh rekor tertingginya.
Harga minyak mentah dalam beberapa waktu terakhir terus tergelincir akibat oversupply. Penguatan harga terjadi didorong oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang negara lain. Dolar turun seiring dengan spekulasi rencana kenaikan suku bunga The Fed yang lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Negara produsen minyak terbesar dunia, Arab Saudi sebelumnya telah mengumumkan bakal memangkas produksi minyaknya, jika produsen minyak di luar OPEC juga melakukan hal yang sama.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan, pemerintahnya telah memproduksi sekitar 10 juta barel minyak per hari. Produksi tersebut naik 350.000 barel per hari dibanding bulan Februari 2015.
Akibatnya, menurut analisis Barclays, surplus pasar akan meningkat dari 900.000 barel per hari menjadi 1,3 juta barel per hari. Surplus terjadi setelah negara-negara OPEC juga meningkatkan produksi minyak hingga 30 juta barel per hari.
Analis senior Tradition Energy, Gene McGillian mengatakan, tekanan terhadap dollar AS membuat pembeli kembali masuk ke pasar. "Pelemahan dollar membuat minyak menguat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News