kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi USD angkat harga minyak


Senin, 23 Maret 2015 / 08:37 WIB
Koreksi USD angkat harga minyak
ILUSTRASI. Jeruk nipis bermanfaat menurunkan asam urat tinggi.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak mentah menguat (rebound) pada penutupan akhir pekan lalu. Penguatan harga dipicu oleh koreksi indeks dollar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/3), harga minyak West Texas Intermediate (WTI)  pengiriman Mei 2015 di bursa New York menguat 2,28% menjadi US$ 46,57 per barel. Dalam sepekan harga tetap terpangkas 1,04%.

Research and Analyst Monex Investindo Futures Agus Chandra menjelaskan, saat ini dollar AS menjadi penggerak harga minyak. Koreksi dollar AS menjadi sentimen positif bagi komoditas yang dijual dengan mata uang ini, termasuk minyak. Indeks dollar pada Jumat (20/3) sebesar 97,90. Akhir pekan sebelumnya indeks masih di 100,33. 

Kenaikan harga minyak juga didukung oleh kekhawatiran pasar akan pasokan minyak dari Iran. Ini terjadi setelah utusan Iran meninggalkan negosiasi aturan teknis suplai minyak di Swiss pekan lalu. “Tapi penguatan harga minyak bersifat terbatas,” kata Agus.

Saat ini Iran mengekspor 1 juta hingga 1,1 juta barel minyak mentah per hari. Angka ini sudah turun dari 2,5 juta barel per hari sejak AS dan Uni Eropa memberi sanksi kepada Iran pada pertengahan 2012 karena mengembangkan energi nuklir.

Di sisi lain, analis SoeGee Futures Nizar Hilmy bilang, stok minyak mentah global masih melimpah. Data Energy Information Administration (EIA) AS, Rabu (18/3) memperlihatkan, stok minyak mingguan AS naik 9,6 juta barel. Sedangkan produksi OPEC Februari sebesar 30,60 juta barel per hari. Ini masih melebihi target produksi yang disepakati pada November 2014, yakni 30 juta barel per hari.

Dengan kondisi ini, Nizar bilang, penguatan harga minyak masih terhambat dan hanya berharap pada koreksi indeks dollar seperti terjadi pada akhir pekan lalu. “Semester satu ini, harga akan menguji level bottom US$ 40 per barel,” duga Nizar. 

Bahkan, jika indeks dollar tetap berada di kisaran 100 hingga akhir tahun, harga minyak bisa jatuh ke US$ 35 per barel. 

Secara teknikal, Nizar bilang, harga bergerak di bawah moving average (MA) 10 dan 25 yang menunjukkan bearish. Garis MACD berada di area negatif dengan pergerakan turun. RSI di level 35%. Lalu, stochastic di bawah level 20% bergerak ke bawah.

Nizar memperkirakan, harga minyak hari ini di US$ 45-US$ 48 per barel. Sepekan mendatang, harga bergulir di US$ 42–US$ 46 per barel. Sementara, prediksi Agus, harga minyak dalam sepekan di US$ 40-US$ 48 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×