Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada Jumat (7/2), setelah sanksi baru diberlakukan terhadap ekspor minyak mentah Iran, tetapi masih berada di jalur penurunan selama tiga minggu berturut-turut.
Dipicu oleh perang dagang yang kembali digencarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap China serta ancaman tarif terhadap negara lain.
Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi pada Jumat (7/2) Pagi, Imbas Janji Trump Naikkan Produksi AS
Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent naik 71 sen, atau 1%, menjadi US$75 per barel pada 10:30 GMT, tetapi diperkirakan turun 2,3% dalam minggu ini.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 65 sen, atau 0,9%, menjadi US$71,26 per barel, turun 1,7% secara mingguan.
Departemen Keuangan AS pada Kamis (6/2) mengumumkan sanksi baru terhadap beberapa individu dan kapal tanker yang membantu mengirim jutaan barel minyak mentah Iran setiap tahun ke China.
Ini sebagai bagian dari langkah bertahap untuk meningkatkan tekanan terhadap Teheran.
"Trump telah berbicara tentang tekanan maksimum (terhadap Iran). Pasar menganggap itu cukup serius," kata Michael Haigh, kepala riset komoditas global di Societe Generale. Bank asal Prancis itu memperkirakan ekspor minyak Iran akan berkurang setengahnya.
Baca Juga: Harga Minyak Sedikit Menguat Kamis (6/2), Brent ke US$74,89 dan WTI ke US$71,32
"Penerapan tarif dan ketidakpastian yang ditimbulkan seharusnya menjadi faktor bullish bagi pasar minyak. Namun, respons ini tidak terlihat karena adanya kekhawatiran terhadap permintaan. Tarif dan aksi balasan dari negara-negara lain berdampak negatif pada PDB global ... dan permintaan minyak," tambah Haigh.
Trump sebelumnya mengumumkan tarif 10% terhadap impor China sebagai bagian dari rencana besar untuk memperbaiki neraca perdagangan AS, tetapi menangguhkan rencana tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada.
"Tekanan ke bawah berasal dari berita seputar tarif, dengan kekhawatiran akan potensi perang dagang yang memicu ketakutan terhadap melemahnya permintaan minyak," kata analis dari BMI dalam sebuah catatan pada Jumat.
Harga minyak turun pada Kamis setelah Trump kembali berjanji untuk meningkatkan produksi minyak AS, yang membuat para pedagang khawatir, sehari setelah negara itu melaporkan lonjakan stok minyak mentah yang jauh lebih besar dari perkiraan.
Harga minyak juga tertekan oleh meningkatnya persediaan minyak mentah AS, yang naik tajam pekan lalu karena permintaan melemah akibat pemeliharaan kilang yang sedang berlangsung.
Selanjutnya: Arkora Hydro (ARKO) Siapkan Capex Rp 200 Miliar di Tahun 2025
Menarik Dibaca: Jogja dan Sekitarnya Kompak Hujan Mulai Siang, Pantau Prakiraan Cuaca Besok!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News