Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
"Kami berkomitmen untuk menjadikan BEI sebagai house of growth bagi seluruh karakteristik perusahaan-perusahaan potensial di Indonesia dengan menjadi bursa yang adaptif dan kompetitif," ujar Nyoman lagi.
Asal tahu saja, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multiple (SHSM) atau multiple voting shares (MVS) yang disahkan beberapa waktu lalu.
Dalam catatan Kontan disebutkan, kebijakan ini merupakan upaya mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya sektor pasar modal, dengan cara mengakomodasi perusahaan yang menciptakan inovasi baru dengan tingkat produktivitas dan pertumbuhan yang tinggi untuk mencatatkan efeknya atawa listing di bursa.
Baca Juga: Induk Usaha NET TV IPO Saham, Ini Harga dan Jadwal Penjualan
Wawan mengomentari, kebijakan MVS ini memang dapat mengakomodasi perusahaan-perusahaan yang di bawah kendali bisnis pendirinya, walaupun saham pendiri bukan mayoritas. Biasanya, investor justru tertarik berinvestasi karena percaya pada visi pendirinya.
Oleh karena itu, aturan ini akan memuluskan perusahaan-perusahaan seperti GoTo ataupun perusahaan fintech untuk melantai di bursa.
Semarak IPO tahun 2021
Sebagai gambaran, maraknya IPO sepanjang tahun 2021 mengungguli capaian tahun 2020. Emma dalam risetnya mengungkapkan, capaian jumlah dana IPO tahun ini merupakan yang tertinggi dibanding jumlah dana IPO tahunan yang biasanya diperoleh.
"Kami mencatat, ada lebih banyak perusahaan yang berhasil mengumpulkan dana yang lebih besar tahun ini," tulisnya.
Asal tahu saja, tahun ini bursa kedatangan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan perolehan dana hingga Rp 22 triliun. Setelahnya ada PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dengan perolehan dana hingga Rp 18,8 triliun.
Baca Juga: BEI Mengubah Aturan Pencatatan Saham, Ini Poin-Poinnya
Sepengamatannya, aktivitas IPO mulai meningkat di kuartal III 2021, tren ini terus berlanjut di kuartal IV 2021. Kondisi ini sejalan dengan aktivitas IPO global yang memecahkan rekor peningkatan yakni terkerek 60% baik dari sisi volume maupun hasil.
Mirae Asset Sekuritas meyakini, meningkatnya momentum IPO di tahun 2021 beriringan dengan pemulihan ekonomi global yang dibarengi dengan kuatnya pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Likuiditas global menjadi faktor pemicu lainnya. Adapun likuiditas itu tidak terlepas dari pandemi Covid-19 yang mendorong bank sentral berbagai negara mengucurkan dana guna mendukung pemulihan ekonomi.