kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Meski diguyur insentif, indeks sektor properti masih melemah sejak awal 2021


Kamis, 25 Maret 2021 / 14:11 WIB
Meski diguyur insentif, indeks sektor properti masih melemah sejak awal 2021
ILUSTRASI. Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal 2021 hingga Rabu (24/3) indeks IDX properti tercatat masih melemah 1,99%, hal tersebut juga terlihat pada indeks properti, real estate dan konstruksi bangunan yang melemah 4,34% ytd. 

Pelemahan indeks masih terjadi meski sektor properti telah mendapatkan guyuran insentif seperti pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk residensial dengan kisaran harga di bawah Rp 5 miliar dan uang muka 0%. 

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menjelaskan pelemahan tidak hanya dirasakan oleh sektor properti saja mengingat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga masih bergerak sideways sejak awal tahun. Sehingga pelemahan ini dinilai wajar terjadi, apalagi beberapa laporan keuangan 2020 yang sudah dirilis menunjukkan hasil yang kurang baik. 

Baca Juga: IHSG longsor 0,94% ke 6.098,27 pada sesi I, net sell asing Rp 182,788 miliar

"Belum lagi laporan di kuartal satu ini juga akan kurang baik bila dibandingkan secara tahunan karena di kuartal I-2020 lalu belum ada Covid-19," jelas Joey kepada Kontan, Kamis (25/3). 

Dia memprediksi kondisi indeks ini akan pulih pada pertengahan kuartal II-2021 sejalan dengan terlihatnya dampak dari stimulus yang diberikan pemerintah pada pendapatan pra penjualan (marketing sales) emiten properti. Namun untuk melihat kinerja keuangan baru akan terlihat di laporan kuartal II-2021 atau di Juli 2020. 

Lebih lanjut, Joey juga melihat sebenarnya stimulus yang paling substantial saat ini adalah regulasi soal pencairan pinjaman yang bisa mencapai 90% setelah penandatanganan perjanjian kredit. Pada regulasi sebelumnya pencairan dilakukan sesuai dengan progres penyelesaian proyek. 

"Kami percaya kebijakan pencairan pinjaman bari ditambah dengan penurunan suku bunga KPR akan membantu mengurangi tekanan pada modal kerja pengembang properti dan meningkatkan arus kas bebas yang dalam jangka panjang bisa mengurangi net gearing dan meningkatkan rasio pembayaran utang," jelasnya. 

Baca Juga: Simak rekomendasi saham untuk hari ini (25/3) dari Phillip Sekuritas

Regulasi ini dinilai akan menguntungkan semua developer terutama yang memiliki gearing tinggi seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Intiland Development Tbk (DILD). 

Lebih lanjut, Joey menegaskan kembali pandangan bullish pada sektor properti dengan dukungan dan insentif dari pemerintah yang berkelanjutan. Kredit properti dianggap sebagai salah satu indikator utama pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat menimbulkan multiplier effect pada sektor lain seperti semen dan konstruksi. 

Kontribusi sektor properti dan konstruksi terhadap PDB terus meningkat dalam 20 tahun terakhir yaitu dari 7,8% pada tahun 2000 menjadi 13,6% pada tahun 2020. 

Baca Juga: IHSG coba bangkit pada perdagangan Kamis (25/3), net sell asing Rp 37,510 miliar

Pilihan utama Joey jatuh pada saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) karena memiliki portofolio rumah tapak terbesar dan memiliki valuasi yang murah. Serta net gearing yang rendah masing-masing 22% dan 30%, sedangkan rata-rata sektor 47%. 

Adapun portofolio produk di perumahan segmen menengah ke bawah kisaran di bawah Rp 2 miliar masing-masing sebesar BSDE 75% dan CTRA 63%. 

"Mengingat terbatasnya stok dan potensi apresiasi tanah, kami yakin, rumah tapak akan terus menjadi preferensi pembeli dibandingkan dengan gedung bertingkat dan segmen lainnya. Diproyeksikan menyumbang sekitar 68% dari penjualan pemasaran agregat di 2021," imbuhnya. 

Selanjutnya: IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan, simak pergerakan RALS, INDY, dan KRAS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×