kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mentok auto reject bawah saat ex HMETD, saham Acset Indonusa (ACST) disuspensi


Kamis, 27 Agustus 2020 / 15:53 WIB
Mentok auto reject bawah saat ex HMETD, saham Acset Indonusa (ACST) disuspensi
ILUSTRASI. BEI menghentikan perdagangan saham Acset Indonusa (ACST) sejak awal perdagangan sesi II siang, Kamis (27/8).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST) sejak awal perdagangan sesi II siang, Kamis (27/8). Penghentian perdagangan saham ACST ini terkait dengan keterbukaan informasi mengenai aksi korporasi.

"Dalam rangka menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien, maka BEI menghentikan sementara perdagangan efek Acset Indonusa di seluruh pasar sejak sesi II perdagangan Kamis, 27 Agustus 2020 hingga pengumuman bursa lebih lanjut," ungkap BEI dalam pengumuman suspensi hari ini.

Hingga akhir perdagangan sesi I hari ini, harga saham ACST turun 6,42% atau mentok auto rejection bawah ke Rp 510 per saham.

Baca Juga: ACST tak terpengaruh kebijakan pembatasan tender di bawah Rp 14 miliar bagi BUMN

Hari ini, ACST melaporkan aksi korporasi penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Hari ini adalah tanggal ex HMETD di pasar reguler dan pasar negosiasi. 

Acset Indonusa menerbitkan 5,72 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 262 per saham. Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan konstruksi ini akan mengantongi dana segar Rp 1,50 triliun. Kepemilikan pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya akan terdilusi sebesar 89,11%.

Aksi rights issue ini telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 13 Agustus 2020. Berikut jadwal rights issue ACST:

  • Cum rights di pasar reguler dan pasar negosiasi: 26 Agustus 2020
  • Ex rights di pasar reguler dan pasar negosiasi: 27 Agustus 2020
  • Cum rights di pasar tunai: 28 Agustus 2020
  • Tanggal pencatatan untuk memperoleh HMETD 28 Agustus 2020
  • Ex rights di pasar tunai: 31 Agustus 2020
  • Distribusi HMETD: 31 Agustus 2020
  • Pencatatan efek di BEI: 1 September 2020
  • Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD: 1-8 September 2020
  • Penyerahan saham baru hasil pelaksanaan HMETD: 3-10 September 2020
  • Penjatahan pemesanan saham tambahan: 11 September 2020
  • Tanggal pembeli siaga melaksanakan kewajiban: 15 September 2020

Baca Juga: Dilusi saham mencapai 89%, ini jadwal rights issue Acset Indonusa (ACST)

Setiap pemegang 10.000 saham ACSET lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 28 Agustus mempunyai 81.788 HMETD. Setiap satu HMETD memberikan haknya kepada pemegang saham untuk membeli satu saham baru.

PT Karya Supra Perkasa yang merupakan pemegang 50,10% ACST menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimiliki. "Karya Supra Perkasa juga memiliki dana yang cukup dan sanggup untuk melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya sesuai porsi bagian kepemilikan sahamnya secara proporsional serta untuk bertindak sebagai pembeli siaga dalam PUT II," ungkap Acset Indonusa dalam prospektus ringkas yang diterbitkan Jumat (14/8).

Setelah rights issue, modal ditempatkan dan disetor penuh ACST akan naik dari 700 juta saham menjadi 6,42 miliar saham. Bila pemegang saham selain Karya Supra Perkasa tidak melaksanakan haknya, maka kepemilikan Karya Supra akan naik menjadi 94,56% dan kepemilikan publik turun dari 19,96% menjadi 2,17%.

Acset Indonusa akan menggunakan seluruh dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya-biaya untuk melunasi sebagian utang kepada PT United Tractors Tbk (UNTR) yang merupakan induk usaha Karya Supra.

Per Juni 2020, pinjaman ke UNTR ini sebesar Rp 2,04 triliun. Perkiraan saldo pokok pinjaman yang akan dilunasi sebagian dengan dana rights issue adalah Rp 1,496 triliun. Perkiraan saldo pokok pinjaman terutang setelah pembayaran sebagian adalah Rp 544,76 miliar.

Pinjaman afiliasi ini memiliki tingkat bunga Jibor +2,5%. Utang ini akan jatuh tempo pada 30 April 2023.

Baca Juga: Target kontrak baru meleset, Acset Indonusa (ACST) fokus efisiensi di semester II

Komposisi pemegang saham ACST adalah PT Karya Supra Perkasa yang sekaligus pengendali dengan porsi 50,10%. Lalu, PT Cross Plus Indonesia dengan kepemilikan 12,27%.

Reksa Dana HPAM Ekuitas Progresif mengempit 6,33%. PT Loka Cipta Kreasi memegang 5,83%. HSBC-Fund Services, Bob (Cayman) Ltd memiliki 5,51%. Kemudian masyarakat memiliki porsi 19,96% dari total saham ACST.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×