kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaring saham saat momen window dressing


Jumat, 06 Desember 2019 / 07:18 WIB
Menjaring saham saat momen window dressing
ILUSTRASI. IHSG sumringah, Kamis (5/12), aksi mempercantik portofolio atawa window dressing sudah dimulai. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/03/12/2019


Reporter: Akhmad Suryahadi, Dityasa H Forddanta, Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan kembali sumringah. Kemarin, Kamis (5/12), indeks menguat 0,64% ke level 6.152,12. Sehingga, IHSG telah mengakumulasi kenaikan 3,34%.

Indikasinya, aksi mempercantik portofolio atawa window dressing sudah dimulai. "Kami melihat arahnya akibat window dressing meski sulit mengatakan hanya faktor ini yang menjadi penguat IHSG," ujar Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan.

Menurutnya, pergerakan saham lapis pertama (first liner) lebih atraktif selama momen window dressing. Ini tak lepas dari motivasi dari aksi windows dressing sendiri yakni untuk perbaikan portofolio.

Baca Juga: IHSG naik 0,64%, investor asing menadah 3 saham ini

Setali tiga uang, Analis Panin Sekuritas William Hartanto melihat, window dressing akan mengerek beberapa sektor di bursa saham. Sektor yang akan terangkat mulai dari saham-saham perbankan, barang-barang konsumer, pertambangan, kemudian disusul dengan sektor-sektor lainnya. "Secara historis selalu seperti itu," kata William.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Haryanto Wijaya menjelaskan, ada tiga sektor yang bakal positif di Desember. Ketiganya adalah, keuangan, konsumer dan industri dasar.

Dia menambahkan, secara spesifik sub-sektor perbankan yang bakal prospektif. Sedangkan dari industri dasar ada sub-sektor poultry.

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Menanti Negosiasi Dagang

Selalu ada alasan di balik window dressing. Sektor keuangan prospektif lantaran proyeksi kinerja 2020 yang lebih baik. Sektor konsumer didorong oleh sentimen membaiknya harga komoditas CPO dan inovasi yang agresif.

"Kami juga melihat prospek cerah poultry karena mandat culling dari pemerintah," terang Haryanto dalam riset 4 Desember. Pada saat yang bersamaan, valuasi saham pultry seperti PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) sudah murah.

Sejauh ini, semua sektor di bursa saham masih kompak menguat. Namun, selama periode Desember tahun-tahun sebelumnya lebih bervariasi.

Meski begitu, ritme IHSG secara keseluruhan seirama. Indeks selalu positif di Desember selama sepuluh tahun terakhir.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham LSIP, GGRM, dan BBTN untuk hari ini

Hariyanto mengamini hal tersebut. Tren ini selalu berulang selama sepuluh tahun terakhir, bahkan dalam kondisi investor asing yang selalu memasang posisi jual.

"Kami mengaitkan tren IHSG setiap Desember dengan adanya upaya window dressing," jelas Hariyanto.

Dia optimistis IHSG di Desember tahun ini bakal finish pada tren yang sama. Alasan fundamental untuk mencapai hal ini menurut Hariyanto juga bukan hanya berasal dari dalam negeri.

"PMI China menguat dalam ritme tercepat sejak Desember 2016," tambahnya.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Siap-Siap Window Dressing

Dengan kondisi tersebut, Hariyanto memperkirakan IHSG hingga akhir tahun ini bakal finish di level 6.250.

Sementara, Alfred memperkirakan IHSG bakal ditutup pada level 6.300 hingga akhir tahun ini. Target ini sudah mempertimbangkan kondisi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Tensi perang dagang antara Beijing dengan Washington semakin memanas. Belum lama ini, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan manuver yang mengisyaratkan penundaan perjanjian perang dagang hingga Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada November 2020 mendatang.

Baca Juga: Pasar saham mulai menghijau akibat window dressing

“Dengan asumsi tidak ada kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dengan China, kemungkinan IHSG akan menembus level 6.300,” jelas Alfred.

Jika mengerucut ke saham, ALfred menyarankan investor mencermati saham first liner memanfaatkan momen window dressing ini. Sebab, saham tersebut banyak tersebar di portofolio manajer investasi.

Dari Sektor keuangan, Hariyanto menjagokan sejumlah saham, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Baca Juga: IHSG menguat, tanda-tanda window dressing telah dimulai?

Dari sektor konsumer, ada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Sementara, William menjagokan BBRI, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) untuk sektor keuangan. Sektor tambang, dia menjagokan PT Adaro Energy (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×