kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meningkat 16% dalam dua bulan, pertumbuhan jumlah investor pasar modal akan berlanjut


Selasa, 06 April 2021 / 09:57 WIB
Meningkat 16% dalam dua bulan, pertumbuhan jumlah investor pasar modal akan berlanjut
ILUSTRASI. Investor?mengamati papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (7/10).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investasi di Indonesia terus tumbuh dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini tercermin dari jumlah investor yang terus meningkat dari waktu ke waktu. 

Merujuk data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat pada akhir Februari 2021, jumlah investor pasar modal sudah mencapai 4,51 juta investor. Padahal, pada akhir tahun 2020, jumlahnya masih 3,88 juta investor. Artinya, dalam dua bulan, jumlah investor pasar modal sudah naik sebesar 16,24%. 

Kondisi serupa rupanya juga terjadi di industri reksadana, bahkan tren pertumbuhannya dari tahun ke tahun cukup signifikan. Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada 2018 lalu jumlahnya hanya sebanyak 995.510 investor. Kemudian naik menjadi 1,77 juta pada akhir 2019. Bahkan, tahun lalu jumlah investor reksadana mencapai 3,18 juta atau naik 78,95%.

Memasuki 2021, tren positif ini masih berlanjut. Tercatat, per akhir Februari 2021, jumlah investor reksadana meningkat 20,50% menjadi 3,83 juta investor.

Baca Juga: Ini sentimen yang akan mempengaruhi kinerja industri reksadana di sisa tahun 2021

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan, pertumbuhan investor reksadana dari tahun ke tahun tak terlepas dari semakin baiknya literasi masyarakat seputar investasi dan dunia keuangan. Hal ini juga ditunjang oleh perkembangan teknologi yang pada akhirnya memperluas penetrasi informasi dan memudahkan akses masyarakat ke dunia investasi.

“Kini membuka rekening investasi jauh lebih mudah dan cepat. Belum lagi, keberadaan media sosial dan para influencer yang memberikan informasi dan edukasi tentang investasi juga sangat banyak sehingga turut membantu peningkatan jumlah investor,” kata Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Senin (5/4).

Tak hanya itu, Rudiyanto juga meyakini adanya pandemi Covid-19 adalah salah satu momentum yang membuat investor reksadana maupun pasar modal bisa bertumbuh pesat. Dengan pemberlakuan pembatasan sosial, masyarakat lebih memiliki waktu luang untuk mengakses segala informasi seputar investasi.

Baca Juga: Jumlah investor reksadana diperkirakan bisa capai 5 juta pada akhir tahun 2021

Di satu sisi, pembatasan sosial juga turut membuat berbagai aktivitas kegiatan seperti belanja, jalan-jalan, dan liburan tidak bisa dilakukan. Hal ini pada akhirnya membuat dana yang sebelumnya sudah dialokasikan jadi tidak bisa dibelanjakan. Kombinasi waktu luang, dana lebih, dan maraknya informasi soal investasi pada akhirnya memicu masyarakat untuk memulai investasi.

“Apalagi, pada saat yang sama, suku bunga acuan terus turun sehingga membuat return deposito juga turun. Tak pelak, alternatif investasi lain pun dicari, dan reksadana adalah salah satu yang dijadikan incaran masyarakat,” tambah Rudiyanto.

Rudiyanto juga meyakini, seluruh jenis reksadana mendapatkan minat yang cukup merata. Pasalnya, setiap investor pasti melakukan diversifikasi portofolio sehingga semua jenis reksadana memiliki pangsanya masing-masing.

Jika merujuk data OJK, per akhir Februari 2021, jumlah dana kelolaan reksadana menyentuh angka Rp 570,8 triliun. Dengan porsi terbesar berada di reksadana terproteksi, yakni 25,05%, lalu reksadana pendapatan tetap sebesar 24,54%, kemudian reksadana saham sebesar 22,21%, dan reksadana pasar uang sebesar 16,38%. Sementara sisanya tersebar pada reksadana indeks, exchange traded fund (ETF), reksadana campuran, reksadana indeks, dan reksadana global.

Baca Juga: Wah pandemi Covid-19 picu pertumbuhan jumlah investor pasar modal dan reksadana

Rudiyanto meyakini ke depan jumlah investor reksadana masih akan terus bertambah. Apalagi, dia melihat jumlah masyarakat yang dari segi keuangan mampu, namun belum melakukan investasi juga masih besar. Sehingga potensi ke depan masih akan tetap besar.

“Dengan basis investor yang semakin membesar, maka industri pasar modal juga akan semakin besar. Hal ini pada akhirnya akan membuat pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan alternatif selain perbankan bagi perusahaan,” pungkas Rudiyanto.

Baca Juga: Lindungi Investor, OJK Juga Diminta Menjaga Gairah Emiten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×