kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jumlah investor reksadana diperkirakan bisa capai 5 juta pada akhir tahun 2021


Senin, 05 April 2021 / 20:16 WIB
Jumlah investor reksadana diperkirakan bisa capai 5 juta pada akhir tahun 2021
ILUSTRASI. Jumlah investor reksadana diprediksi terus naik


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19, rupanya jumlah investor pasar modal anyar di Indonesia justru terus mengalami kenaikan yang signifikan.

Hal ini dapat terlihat dari jumlah investor pasar modal sudah mencapai 4,51 juta investor hingga akhir Februari 2021. Jumlah tersebut naik 16,24% dibanding posisi akhir 2020 yang masih 3,88 juta investor. 

Tak hanya investor pasar modal, jumlah investor reksadana juga membukukan pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada 2018 lalu jumlah investor reksadana baru sebanyak 995.510 investor. Kemudian naik menjadi 1,77 juta pada akhir 2019.

Bahkan, kenaikan lebih tinggi terjadi pada tahun lalu, di mana jumlah investor reksadana mencapai 3,18 juta atau naik 78,95%. Sementara memasuki 2021, tren positif ini masih belum berhenti. Tercatat, per akhir Februari 2021, jumlah investor reksadana telah tumbuh lagi sebesar 20,50% menjadi 3,83 juta investor

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, tren pertumbuhan investor reksadana sebenarnya memang sudah terjadi dalam tiga tahun terakhir. Hanya saja, pandemi Covid-19 memang semakin memicu pertumbuhan jumlah investor semakin signifikan.

“Dengan adanya pandemi, dana yang dipegang masyarakat banyak yang ‘nganggur’. Dana tersebut pada akhirnya disimpan ke instrumen reksadana karena tren suku bunga yang terus turun membuat imbal hasil deposito tidak lagi menarik,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (5/4).

Jika melihat data, jumlah investor reksadana saat ini memang lebih besar ketimbang jumlah investor saham. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, per 22 Februari, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi menyebut jumlah investor saham mencapai sekitar 2,01 juta.

Wawan menilai, jumlah investor reksadana bisa lebih banyak karena instrumen reksadana memang lebih cocok bagi investor pemula. Berdasarkan pengamatannya, sejauh ini investor baru reksadana, kebanyakan menempatkan dananya pada reksadana pasar uang.

Baca Juga: Wah pandemi Covid-19 picu pertumbuhan jumlah investor pasar modal dan reksadana

Hal ini tidak terlepas dari karakter reksadana pasar uang yang mempunyai banyak kemiripan dengan deposito. Secara kinerja, reksadana pasar uang juga memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito. Ditambah lagi, reksadana pasar uang juga lebih likuid karena bisa dicairkan kapan saja dan saat itu juga, tanpa terkena pinalti layaknya deposito.

“Investor pemula pasti kan carinya instrumen yang mudah, murah, dan menguntungkan, ini semua kan karakteristik reksadana pasar uang. Sementara investor ritel saham yang baru mulai, justru banyak yang masuk karena ikut-ikutan,” tambah Wawan.

Dia menilai hal tersebut lantaran ketika awal pandemi Covid-19, harga saham memang sedang murah, dan bisa dipastikan memberikan keuntungan seiring IHSG yang juga terus melakukan rally.

Hanya saja, ketika IHSG sudah mulai kembali terkoreksi pada bulan lalu, banyak investor baru ini akhirnya merasakan kerugian. Wawan melihat hal ini membuat transaksi investor ritel mulai mengalami penurunan, khususnya pada Maret. Pada akhirnya, menurutnya ini bisa saja menghantui pertumbuhan investor ritel baru ke depannya

Sementara untuk investor reksadana, Wawan optimistis pertumbuhannya masih akan signifikan ke depannya. Ia optimistis, jumlah investor reksadana pada akhir tahun ini, setidaknya akan mencapai 4 juta. Namun, tidak menutup kemungkinan juga akan menyentuh 4,5 juta - 5 juta jika trennya masih mengekor tahun lalu.

“Dengan berbagai kemudahan, apalagi banyak testimoni mengenai keuntungan yang didapat dari reksadana, tentu pertumbuhan investor reksadana masih akan berlanjut. Apalagi, potensi industri reksadana di Indonesia juga masih sangat potensial,” pungkas Wawan.

Selanjutnya: Data inflasi AS di kuartal II-2021 penentu kinerja industri reksadana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×