Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Yudho Winarto
Berbeda, Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia, Frederik Rasali bilang sejatinya kinerja harga saham yang melantai di bursa tak hanya bergantung pada kondisi pasar.
“Ada banyak variabelnya, seperti kapitalisasi pasarnya, harga brecket bawah dan atas juga proyeksi bisnisnya ke depan,” ujar Frederik.
Memang, ada juga beberapa emiten yang melantai di bursa beberapa bulan sebelumnya masih mencatatkan kinerja positif hingga perdagangan Senin (14/5) kemarin.
Misalnya, PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) yang melaksanakan IPO pada Senin (14/1) hingga perdagangan kemarin masih punya kinerja kinclong. Harga sahamnya naik 90,3% dari 208 menjadi 396 per saham.
Padahal, dalam perdagangan di hari keduanya LCKM naik 50% ke level 312. Begitu juga dengan saham PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) yang naik 704% dari harga IPO 276 pada Kamis (5/4) menjadi 2.220 pada perdagangan kemarin.
Frederik menambahkan, selain proyeksi bisnis kinerja harga saham baru juga ditentukan oleh profil pembelinya.
“Jika pembelinya kebanyakan untuk jangka panjang akan susah gerak, jika pembelinya kebanyakan untuk trading lebih cepat bergerak,” kata Frederik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News