Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
Kepala Riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan menyatakan emiten yang memiliki afiliasi di sektor komoditas memiliki peluang pertumbuhan revenue yang besar. Menurutnya, untuk mencapai pertumbuhan yang besar, emiten seperti BBRI dan TLKM memiliki peluang yang sulit.
"Kalau bertumbuh, mau gak mau harus mengambil market kompetitor. Kalau kondisi saat ini masih sulit," ujar Alfred kepada KONTAN.
Sementara itu, ASII dianggap memiliki peluang yang besar untuk bertumbuh. Lantaran, anak perusahaannya yakni AALI dan UNTR bergerak di bidang tersebut. Kenaikan harga-harga komoditas akan berpengaruh terhadap revenue mereka. "Pergerakan IHSG mungkin kontribusi terbesar tahun ini, berharap dari emiten besar yang punya afiliasi bisnis komoditi seperti ASII," tambahnya.
Dia menyatakan, secara year to date, hampir keseluruhan harga komoditi mengalami kenaikan yang cukup bagus. Oleh karena itu, dapat dipastikan emiten yang memiliki basis komoditi, mendapat ruang pertumbuhan pendapatan dari kenaikan harga jualnya, meskipun volumenya tipis.
"Jadi itu yang kami lihat adalah ruangnya. Kalau melihat dari sisi volume masih sulit, tapi ada peluang dari sisi harga dan ini bisa dinikmati oleh emiten berbasis komoditi," katanya. Alfred masih mematok angka IHSG sampai akhir tahun bisa mencapai Rp 6.000.
Bima Setiaji, analis NH Korindo Sekuritas Indonesia menyatakan kinerja emiten besar diprediksi masih akan positif. IHSG juga terus menunjukkan tren positif. Meskipun, banyak faktor global yang saat ini memiliki banyak sentimen negatif.
Namun saat ini IHSG masih melanjutkan tren bullish-nya. "Kalau menurut saya, salah satu alasannya investor saat ini sudah lebih fokus terhadap kinerja emiten di IHSG," ungkap Bima kepada KONTAN.
Selain itu, emiten sektor pertambangan, finance, dan telekomunikasi juga memiliki kinerja yang menonjol. Sehingga emiten berkapitalisasi besar akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG. "Sekitar 20 emiten berkapitalisasi besar, mewakili separuh dari IHSG," ujarnya.
Untuk itu, jika kinerja emiten besar tersebut terus positif, pihaknya yakin IHSG bisa tembus di level 5.900-6.000. "Sentimen yang bakal berpengaruh justru dari politik global. Ada dari Korea Utara dan juga agenda politik di Eropa," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News