kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Menengok Capex Jumbo Emiten Tambang dan Energi yang Getol Ekspansi


Senin, 09 September 2024 / 19:36 WIB
Menengok Capex Jumbo Emiten Tambang dan Energi yang Getol Ekspansi
ILUSTRASI. Sederet emiten tambang dan energi menyiapkan belanja modal (capex) jumbo untuk membiayai ekspansi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sederet emiten tambang dan energi menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) jumbo untuk membiayai proyek ekspansi. Sebagian akan menggenjot serapan capex pada periode paruh kedua tahun ini.

Salah satu emiten dengan nilai capex signifikan adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Emiten tambang emas dan tembaga ini menganggarkan capex hingga US$ 2 miliar pada tahun 2024.

AMMN sedang mengerjakan sejumlah proyek ekspansi. Meliputi smelter tembaga & precious metal refinery, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), fasilitas liquified natural gas (LNG) dan fasilitas transmisi dan distribusi.

Baca Juga: Amman (AMMN) Masuk Daftar Perusahaan Terpercaya di Dunia, Begini Prospek Bisnisnya

Selain itu, AMMN menggarap desain ulang dan ekspansi pabrik konsentrator, serta proyek infrastruktur pendukung. Sederet proyek tersebut mendongkrak serapan capex AMMN per semester I-2024 menjadi US$ 867 juta, melonjak sekitar 99% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Lonjakan capex juga dialami oleh PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang naik 46% menjadi US$ 394 juta per Juni 2024. Terutama diinvestasikan pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung di rantai pasokan, serta pada proyek smelter aluminium beserta fasilitas pendukungnya.

Pada tahun ini, ADRO mengestimasikan capex sekitar US$ 600 juta hingga US$ 700 juta. Anggaran itu termasuk investasi ekuitas pada proyek-proyek terkait kawasan industri di Kalimantan Utara.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tak ketinggalan untuk menggelar ekspansi. MEDC menyiapkan capex sebesar US$ 350 juta untuk segmen minyak dan gas (migas) serta US$ 80 juta untuk ketenagalistrikan.

Di migas, MEDC melanjutkan pengembangan di Natuna, Corridor dan sumur produksi di Blok 60 Oman. Di segmen listrik, capex MEDC ditujukan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Timur dan pengembangan pembangkit listrik panas bumi Ijen tahap I.

Dalam enam bulan pertama 2024, MEDC telah menyerap capex US$ 152 juta untuk migas dan US$ 36 juta di ketenagalistrikan. PT Indika Energy Tbk (INDY) juga rajin menggelar ekspansi.

INDY menyiapkan capex US$ 267,7 juta yang mayoritas dialokasikan untuk pengembangan proyek Awak Mas serta ekspansi kendaraan listrik dan nature-based solutions. Pada paruh pertama 2024, INDY baru membelanjakan capex sebesar US$ 47,7 juta.

Baca Juga: Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Tambang BUMN

Sementara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sedang mengejar penyelesaian proyek angkutan kereta api batubara dari Tanjung Enim ke Keramasan. Dengan kapasitas 20 juta ton per tahun, PTBA ingin mendongkrak kapabilitas angkutan sehingga mempercepat monetisasi batubara.

PTBA menyiapkan capex Rp 2,85 triliun pada tahun ini, yang sebagian dialokasikan untuk proyek tersebut. Pada semester I-2024 PTBA menyerap capex senilai Rp 1,1 triliun.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga memperkuat infrastruktur, terutama melalui ekspansi di Pelabuhan Bunyut. ITMG menyerap capex US$ 23,2 juta dari total anggaran US$ 96,5 juta tahun ini, yang mayoritas dialokasikan untuk tambang batubara.

Emiten tambang yang menyiapkan capex jumbo tahun ini adalah PT United Tractors Tbk (UNTR). Emiten dari Grup Astra ini telah menyerap sekitar US$ 400 juta dri anggaran capex sebesar US$ 1 miliar pada 2024.

Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 750 - US$ 800 juta dialokasikan untuk segmen kontraktor pertambangan, sekitar US$ 100 juta untuk pertambangan batubara, sekitar US$ 150 juta untuk menunjang infrastruktur tambang emas dan nikel,  serta US$ 50 juta untuk bisnis mesin konstruksi.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer melihat anggaran maupun realisasi capex emiten tambang dan energi yang terbilang jumbo memberikan indikasi positif. Hal ini memberikan sinyal optimisme emiten dari sisi ekspansi sebagai strategi pengembangan bisnis ke depan.

Analis BCA Sekuritas, Achmad Yaki mengamini capex yang besar bisa menjadi indikasi awal bahwa proyek ekspansi masih berjalan sesuai rencana. "Manajemen juga optimistis bisnis masih in line dengan target mereka," kata Yaki kepada Kontan.co.id, Senin (9/9).

Baca Juga: Harga Komoditas Mendorong Prospek Emiten Tambang BUMN

Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyoroti sektor tambang dan energi memiliki siklus bisnis yang panjang, sehingga emiten memang perlu melakukan pendekatan investasi jangka panjang. Secara umum Hendra memandang capex sejumlah emiten besar menunjukkan langkah ekspansi pada proyek strategis di hulu dan hilir.

Tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tapi juga penguatan kapasitas rantai pasok yang nantinya bisa mendongkrak efisiensi dan profitabilitas. Sejumlah emiten juga menunjukkan komitmen untuk melakukan diversifikasi bisnis.

"Pengembangan infrastruktur ini akan mendukung operasional jangka panjang. Diversifikasi dapat membantu mengurangi risiko terkait volatilitas komoditas," terang Hendra.

Sebagai pilihan investasi, Hendra menjagokan saham ADRO dengan target harga Rp 3.970, INDY (target: Rp 1.710), MEDC (target: Rp 1.405) dan PTBA (target: Rp 3.160). Sedangkan Miftahul menyarankan trading buy ITMG dan UNTR dengan target harga Rp 27.925 untuk keduanya.

Menimbang pergerakan harga komoditas batubara dan emas, Yaki melihat saham ADRO, AMMN, UNTR, INDY, dan ITMG menarik untuk trading buy. Sementara secara teknikal, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menjagokan saham ITMG, UNTR dan ADRO.

Ketiga saham tersebut punya prospek positif untuk jangka pendek. Di sisi lain, William mengingatkan ada indikasi melemah pada saham MEDC, AMMN, INDY dan PTBA. Meski begitu, keempat saham tersebut layak koleksi dengan menggunakan strategi buy on weakness.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×