Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan emas memperkuat strategi bisnisnya melalui ekspansi dan penambahan cadangan guna memanfaatkan tingginya harga komoditas emas.
Beberapa emiten besar, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT United Tractors Tbk (UNTR), tengah berupaya meningkatkan penjualan di tengah momentum tersebut.
PT Aneka Tambang Tbk menargetkan penjualan emas sebanyak 37 ton pada tahun 2024, meningkat sekitar 30% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 7.000 ke Level Rp 1.398.000 Per Gram, Senin (9/9)
Hingga semester I-2024, ANTM mencatatkan penjualan emas sebesar 16 ton, naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya harga jual rata-rata emas sebesar 14% secara year on year (yoy) pada semester pertama.
ANTM juga memperkuat pasokan bahan baku emas untuk produk logam mulia dengan menjajaki sumber emas domestik yang kompetitif, termasuk dari Freeport Indonesia.
“Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan modal kerja, serta mengurangi risiko valuta asing,” ujar Sekretaris Perusahaan ANTM, Syarif Faisal Alkadrie, Jumat (6/9).
Baca Juga: Aksi Emiten Emas Ekspansi, Tambah Cadangan dan Dongkrak Penjualan
PT United Tractors Tbk juga menargetkan penjualan emas sebesar 235.000 ons pada tahun 2024. Hingga Juli 2024, UNTR telah menjual 128.000 ons emas dari PT Agincourt Resources.
Pada semester II-2024, UNTR diproyeksikan akan terdongkrak oleh kontribusi dari PT Sumbawa Jutaraya (SJR) yang diperkirakan akan menambah penjualan sebesar 15.000 ons. Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis, mengungkapkan bahwa SJR akan mencatatkan penjualan emas pada kuartal ketiga tahun ini.
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga optimistis dengan prospek harga emas yang telah menembus level US$ 2.500 per troi ons.
MDKA sedang fokus pada pengembangan proyek emas Pani dan baru-baru ini menambah dana pembiayaan proyek tersebut sebesar US$ 135 juta, sehingga totalnya menjadi US$ 260 juta untuk pengembangan Fase 1.
Baca Juga: Harga Komoditas Mendorong Prospek Emiten Tambang BUMN
Di sisi lain, beberapa analis merekomendasikan saham emiten emas mengingat prospek yang menjanjikan.
Research Analyst Stocknow.id, Emil Fajrizki, menyatakan bahwa harga emas yang berada di level tinggi sekitar US$ 2.400 - US$ 2.500 per troi ons akan meningkatkan margin keuntungan emiten, terutama bagi emiten yang sedang melakukan ekspansi dan meningkatkan produksi.
Agung Ramadoni, Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, menyarankan strategi buy on weakness pada saham emiten emas yang sedang mengalami koreksi, seperti UNTR, ANTM, MDKA, dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).
Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Memacu Produksi Komoditas Emas
Sementara itu, Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas, Fath Aliansyah, merekomendasikan PSAB dan UNTR. Emil Fajrizki juga menjagokan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dengan target harga Rp 342, serta UNTR dengan target harga Rp 30.240.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News