kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.889.000   43.000   2,33%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Mendapat angin dari penguatan rupiah, begini rekomendasi saham Sido Muncul (SIDO)


Rabu, 05 Februari 2020 / 15:59 WIB
Mendapat angin dari penguatan rupiah, begini rekomendasi saham Sido Muncul (SIDO)
ILUSTRASI. Menguatnya rupiah dapat menjadi berkah bagi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif menguatnya rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) dapat menjadi berkah bagi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Semenjak pekan kedua di bulan Januari 2020 lalu, level rupiah terus terjaga di bawah Rp 13.800 per dolar AS. Padahal di tahun sebelumnya rupiah sempat menyentuh level Rp 14.500 per dolar AS.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, penguatan rupiah terhadap dolar akan menguntungkan bagi SIDO. Pasalnya, bahan baku produk SIDO diperoleh dari luar negeri atau impor.

Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) targetkan perbesar kontribusi ekspor hingga 10% di 2020

“Dengan kenaikan rupiah kemudian bahan baku impor, maka akan mengurangi beban operasional SIDO,” jelasnya pada Kontan.co.id, Rabu (5/2).

Sukarno menambahkan dengan adanya kontrak pembelian antara SIDO dan pihak lainnya maka permintaan dan target ekspor SIDO akan terjaga meski rupiah terus menguat.

Momen penguatan rupiah terhadap dolar AS ini juga dimanfaatkan oleh SIDO. SIDO menargetkan untuk melakukan ekspansi pasar ekspor mereka dengan meningkatkan porsi ekspor menjadi 10% dari sebelumnya yang hanya 5%.

Analis Sucor Sekuritas Jennifer Widjaja mengatakan, SIDO dapat meningkatkan pertumbuhan kinerja melalui ekspansi ekspor tahun ini. Hingga kuartal ketiga tahun lalu saja pendapatan ekspor SIDO tercatat meningkat 2% yoy.

“Saat ini produk SIDO sudah tersedia di lebih dari 15 negara di dunia,” terangnya. Filipina, Malaysia, dan Nigeria menjadi negara utama tujuan ekspor SIDO. Filipina bahkan menyumbang total ekspor SIDO hingga 60%.

Hingga kuartal III 2019 lalu, SIDO membukukan pendapatan Rp 2,12 triliun meningkat 9,48% yoy. Laba bersih SIDO juga meningkat 20,48% menjadi Rp 578,45 miliar di periode yang sama.

Jennifer memperkirakan pendapatan SIDO dapat tumbuh hingga 10,82% menjadi Rp 3,36 triliun pada tahun ini. Laba bersih SIDO juga di[rediksi meningkat 12,06% menjadi 892 miliar. Ia juga memperkirakan SIDO dapat terus menjaga balance sheet dengan terbebas dari utang pada tahun ini.

Baca Juga: Perluas pasar ekspor, Sido Muncul (SIDO) bakal luncurkan produk suplemen makanan

Analis Megacapital Sekuritas Helen Vincentia dalam risetnya juga mengatakan, SIDO memiliki pangsa pasar obat herbal yang kuat baik di dalam maupun di luar negeri. Produk obat herbal SIDO menjadi kontributor terbesar SIDO dengan presentase penjualan sebesar 67,1% atau setara Rp 1,42 triliun.

Disusul produk minuman dan makanan manis dengan porsi 28,56% atau setara Rp 608 miliar dan terakhir produk farmasi dengan porsi 4,33% atau setara Rp 92,3 miliar.

Helen menambahkan, permintaan obat herbal milik SIDO juga akan meningkat. Sepanjang tahun lalu saja peningkatan permintaan obat herbal milik SIDO mencapai 10%.

Baca Juga: Kantongi Capex Rp 180 Miliar, Sido Muncul (SIDO) Racik Rencana Ekspansi

Momentum penguatan rupiah juga dapat dimaksimalkan SIDO untuk menggenjot produksi obat herbal. Pengembangan pabrik ‘Cairan Obat Dalam II’ atau COD II di Semarang dapat meningkatkan produksi SIDO.

Sebelum pengembangan pabrik, COD I hanya memiliki kapasitas produksi sebesar 80 juta sachet/bulan. Kini, COD II dapat menghasilkan 200 juta sachet/bulan dengan proses produksi otomatis.

Jennifer dan Helen memasang rekomendasi buy untuk saham SIDO. Jennifer memasang target harga SIDO Rp 1.350 per saham. Sedangkan, Helen memasang target harga SIDO Rp 1.480 per saham.

Berbeda, Sukarno memberi rekomendasi hold saham SIDO dengan target harga Rp 1.300 per saham.

Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) siapkan belanja modal Rp 180 miliar pada 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×