Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Ekuitas PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi merekomendasikan, tiga saham dan satu obligasi untuk strategi trading selama sepekan ke depan, yakni pada periode 7–11 Juli 2025.
Menurut Imam, pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen kunci baik dari global maupun domestik yang akan memengaruhi arah pasar.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 7.000 Menjadi Rp 1.901.000 Per Gram Pada Hari Ini (7/7)
Sentimen Global: CPI China
Dari sisi global, perhatian tertuju pada data inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) China.
Imam menilai, perkembangan inflasi China penting untuk mengukur prospek ekonomi Indonesia ke depan, mengingat posisi China sebagai mitra dagang utama Indonesia.
“Dengan meredanya ketegangan antara AS dan China, ada peluang meningkatnya daya beli di China yang bisa mendorong inflasi keluar dari zona deflasi,” jelas Imam dalam analisis tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (7/7).
Baca Juga: Bursa Saham Asia Terkoreksi Senin (7/7) Pagi, di Tengah Ketidakpastian Tarif AS
Sentimen Domestik: Konsumen dan Otomotif
Dari dalam negeri, terdapat tiga indikator utama yang patut dicermati:
1. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
IKK menjadi leading indicator bagi arah konsumsi rumah tangga, komponen terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Proyeksi menunjukkan indeks akan bertahan di zona optimistis, yakni di level 123.
2. Penjualan Ritel (Retail Sales)
Data ini mencerminkan tingkat kepercayaan konsumen dalam membelanjakan uang. Kenaikan penjualan ritel biasanya berkorelasi dengan pertumbuhan pendapatan dan inflasi yang terkendali.
3. Penjualan Mobil dan Motor
Data penjualan kendaraan mencerminkan keyakinan kelas menengah terhadap prospek ekonomi. Berbeda dengan barang konsumsi harian, pembelian kendaraan adalah keputusan jangka panjang yang mencerminkan stabilitas finansial konsumen.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham dan Proyeksi IHSG untuk Hari Ini (7/7)
Rekomendasi Saham dan Obligasi
Dengan mempertimbangkan tren harga komoditas, transisi energi, serta percepatan digitalisasi nasional, berikut adalah rekomendasi IPOT:
1. INCO – Buy (Entry: Rp3.560, Target: Rp3.750, Stop Loss: Permintaan global terhadap nikel diperkirakan meningkat seiring akselerasi produksi kendaraan listrik (EV), di mana nikel menjadi komponen utama baterai lithium-ion. INCO memiliki cadangan besar dan rekam jejak produksi yang kuat. Dukungan pemerintah terhadap hilirisasi juga menjadi katalis positif. 2. TOBA – Buy on Breakout (Entry: Rp825, Target: Rp875, Stop Loss: TOBA mendapat sentimen positif karena strateginya mendiversifikasi bisnis menuju energi hijau, sejalan dengan tren global dekarbonisasi dan transisi energi, di tengah harga batu bara yang berfluktuasi. Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Turunkan Target IHSG Hingga Akhir Tahun 2025, Ini Alasannya 3. WIFI – Buy on Breakout (Entry: Rp2.020, Target: Rp2.120, Stop Loss: WIFI diuntungkan oleh tren digitalisasi nasional dan perluasan akses internet ke luar Jawa. Dukungan pemerintah melalui pembangunan BTS 4G dan jaringan serat optik nasional membuka peluang besar bagi pemain infrastruktur digital. 4. Obligasi FR0101 – Buy via IPOT Bond Data ketenagakerjaan AS yang solid mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Untuk itu, IPOT menyarankan strategi defensif melalui obligasi tenor pendek dan korporasi yang stabil, seperti FR0101 yang memiliki kupon 6,875%, yield 6,20%, dan jatuh tempo pada 15 April 2029. “Meski potensi pemangkasan suku bunga The Fed hingga akhir tahun masih terbuka sebesar 50 basis poin (bps), volatilitas jangka pendek tetap tinggi. Oleh karena itu, FR0101 menjadi pilihan defensif yang menarik saat ini,” pungkas Imam. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google NewsSelanjutnya: Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)
Menarik Dibaca: Infinix Hot 30i Harga Juli 2025 Hadirkan Baterai Jumbo, Enggak Takut Lowbat Lagi!
Berita Terkait