kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mencermati rencana bisnis emiten farmasi, KAEF, INAF dan PEHA di 2020


Senin, 27 Januari 2020 / 19:37 WIB
Mencermati rencana bisnis emiten farmasi, KAEF, INAF dan PEHA di 2020
ILUSTRASI. Stan Kimia Farma KAEf - Suasana pameran Indonesia Business & Development Expo di Jakarta, Rabu (20/9).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan di bisnis farmasi kian ketat. Sejumlah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tengah gencar melakukan ekspansi. Salah satunya adalah emiten plat merah yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang menargetkan pertumbuhan kinerja dua digit tahun 2020 ini.

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno mengatakan, untuk mencapai target kenaikan pendapatan dobel digit sepanjang 2020, Kimia Farma akan mengembangkan segmen penjualan produk kosmetika dan food suplement. 

Baca Juga: Phapros (PEHA) raih anugerah PROPER kategori Hijau dari KLHK

"Meski fokus pada segmen tersebut, Kimia Farma tetap memproduksi obat-obatan generik sebagai bentuk dukungan Kimia Farma terhadap program Pemerintah," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/1).

Selain mengembangkan segmen kosmetika,  Ganti Winarno melanjutkan, Kimia Farma juga akan melakukan komersialisasi produk bahan baku obat yang sudah mulai diproduksi oleh anak perusahaan Kimia Farma yaitu PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia.

Nah, dari strategi tersebut perusahaan farmasi milik negara ini menargetkan penjualan bisa tumbuh dobel digit tahun ini. Adapun  Ganti Winarno tidak merinci berapa pertumbuhan labanya maupun belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini.

Baca Juga: Naik paling tinggi pada 2019, begini prospek indeks Pefindo i-Grade pada 2020

Adapun perusahaan farmasi pelat merah lainnya yakni PT Indofarma Tbk (INAF) bakal membidik penjualan mencapai Rp 1,97 triliun di sepanjang tahun ini. "Adapun di 2020 perusahaan optimistis mampu membalikan rugi bersih menjadi laba menjadi Rp 8,9 miliar," jelas Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno.

Melansir laporan keuangannya di kuartal III 2019, INAF masih membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk senilai Rp 34,84 miliar. Jumlah itu turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 35,09 miliar.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×