Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Emiten farmasi pelat merah lainnya yakni PT Phapros Tbk (PEHA) masih merahasiakan berapa belanja modal serta proyeksi pertumbuhan di sepanjang tahun ini.
Meski begitu, emiten berkode saham PEHA ini sebelumnya mengatakan pada tahun ini bakalan ada negara tujuan ekspor baru yakni Nigeria.
Baca Juga: INAF pasang target pendapatan Rp 1,9 triliun pada 2020
Sekretaris Perusahaan Phapros, Zahmilla Akbar menjelaskan Phapros tengah dalam tahap registrasi atau pendaftaran produk dengan regulator. "Targetnya registrasi bisa selesai di 2020 sehingga PEHA sudah mulai ekspor ke sana tahun depan," jelasnya.
Adapun tujuan pasar ekspor lainnya ke Myanmar. Pada pertengahan Desember 2019 lalu, tepatnya (18/12) Phapros telah melakukan ekspor produk ke Myanmar melalui anak usahanya PT Lucas Djaja dan PT Marin Liza Farmasi yang berbasis di Bandung, Jawa Barat.
Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya produk yang diekspor adalah obat influenza serta multivitamin. Adapun ekspor dilakukan karena ada kebutuhan di sana dan total nilainya mencapai lebih dari US$ 50 ribu atau sekitar lebih dari Rp 700 juta.
Baca Juga: Saham Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF) Melonjak, Investor Sebaiknya Hati-Hati
Perdalam pasar luar negeri bukannya tanpa alasan, Phapros berniat untuk memperkuat penjualan profukt fast movingnya seperti Antimo, Ibuprofen, Multivitamin, dan lainnya.
Jikalau proses penjajakan ekspor ini semua rampung, "Kami berharap pertumbuhan omzet dari ekspor bisa dobel digit di 2021," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News