Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iran melaksanakan aksi balas dendam terhadap Amerika Serikat (AS) dengan menyerang pangkalan militer AS yang berada di Irak pada Rabu (8/1) pagi. Sebelumnya, Jumat pekan lalu, AS melakukan serangan militer yang menewaskan pemimpin militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani.
Konflik AS-Iran yang kian meruncing ini membawa harga minyak dunia melesat. Hari ini hingga pukul 12.29 WIB harga minyak west texas intermediate (WTI) naik 1,32% ke US$ 63,53 per barrel.
Baca Juga: Serangan Iran mengangkat harga minyak dan emas
Bahkan, harga minyak WTI sempat melonjak 4,7% ke US$ 65,65 per barrel dari harga penutupan kemarin pada US$ 62,70 per barrel. Harga minyak acuan AS ini kembali menyentuh level tertinggi sejak April 2019.
Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Crisnanda memproyeksi, apabila perang ini terus berlanjut, maka dapat mendorong harga minyak dunia ke level US$ 70-US$ 80 per barrel.
Baca Juga: Jika AS-Iran perang, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tertekan di bawah 4,8%
"Peningkatan harga minyak yang signifikan tentunya berdampak negatif bagi Indonesia, yakni melebarnya neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). CAD yang melebar dapat mendorong potensi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," ungkap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (8/1).
Thendra memprediksi, apabila harga minyak dunia dapat mencapai level US$ 70-US$ 80 per barrel, maka nilai tukar rupiah dapat melemah ke Rp 14.200 - Rp 14.500 terhadap dolar AS. Per 12.30 WIB tadi, nilai tukar rupiah masih berada di level Rp 13.929 per dollar AS.
Ia juga melihat, bursa saham Indonesia akan terkena dampak negatif atas peningkatan tensi geopolitik AS-Iran berupa koreksi wajar yang dapat terjadi. "Hampir keseluruhan sektor akan dirugikan karena penurunan daya beli dan peningkatan biaya bahan bakar," kata dia.
Baca Juga: Dolar AS keok, harga emas hari ini mendekati puncak tertinggi
Akan tetapi, bagi sektor pertambangan emas dan minyak, kondisi ini justru akan membawa dampak positif. "Pasalnya, harga minyak dan emas dunia kembali mencatatkan level tertinggi banding tahun lalu," ucap dia.
Untuk itu, ia menyarankan para investor untuk trading buy pada sektor yang tengah diuntungkan dari sentimen konflik AS-Iran ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News