kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menanti hasil pertemuan OPEC+, harga minyak kembali menguat


Rabu, 04 Maret 2020 / 15:23 WIB
Menanti hasil pertemuan OPEC+, harga minyak kembali menguat
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kembali menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah kembali menguat di tengah harapan bahwa produsen utama minyak telah membuat kemajuan ke arah penyegelan perjanjian untuk menerapkan pengurangan produksi yang lebih dalam guna mengimbangi penurunan permintaan yang disebabkan oleh wabah virus corona.

Mengutip Reuters, Rabu (4/3) pukul 15.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures naik 20 sen, atau 0,39%, menjadi US$ 52,06 per barel, setelah turun 4 sen di sesi sebelumnya. 

Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di Nymex naik 27 sen, atau 0,57%, menjadi US$ 47,45 per barel, naik untuk sesi ketiga.

Baca Juga: Harga minyak mendidih berkat rencana pemotongan produksi tambahan

Pertemuan antara anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya, atau dikenal sebagai OPEC+, merekomendasikan pemotongan produksi minyak dengan tambahan 1 juta barel per hari (bpd). 

Rekomendasi tersebut dapat menandakan bahwa Rusia dan Arab Saudi, dua produsen terbesar dalam kelompok OPEC+, telah sepakat untuk mendukung harga minyak kembali menguat.

Saat ini, pengurangan produksi minyak OPEC+ mencapai 1,7 juta barel per hari. Arab Saudi sendiri juga sudah secara sukarela menambah pengurangan. Hasil dari pertemuan OPEC+ ini akan dilaporkan pada akhir pekan ini, mengingat kelompok ini dijadwalkan bertemu di Wina pada 5-6 Maret.

"Ini bukan waktunya untuk berhati-hati. Kelebihan pasokan kuartal kedua memang membutuhkan beberapa pengangkatan dari kelompok untuk mengimbangi bahkan sebelum wabah virus corona, tetapi sekarang adalah suatu keharusan," analis Barclays mengatakan dalam sebuah catatan penelitian .

Asal tahu saja, hingga saat ini harga Brent dan WTI masing-masing turun sekitar 27% dari harga puncaknya di Januari 2020.

Pemotongan tambahan 1 juta barel per hari yang diharapkan oleh OPEC + akan masih jauh dari yang baru meningkat 2,1 juta barel per hari yang diperkirakan akibat kehilangan permintaan global pada semester pertama saja, analis Goldman Sachs menulis dalam sebuah catatan penelitian.

Persediaan minyak mentah AS naik dalam minggu terakhir, sementara bensin dan stok sulingan turun. Hal tersebut terlihat dari data kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan pada Selasa (3/3).

Persediaan minyak mentah naik 1,7 juta barel dalam minggu ini menjadi 446,6 juta barel pada pekan yang berakhir 28 Februari. Angka ini juga lebih rendah ketimbang ekspektasi analis yang sebesar 2,6 juta barel.

Baca Juga: Jelang sore, harga emas spot turun menjadi US$ 1.635,57 per ons troi

Tapi tren bearish minyak masih terlihat untuk tahun ini. Buktinya Goldman kembali memangkas perkiraan harga Brent menjadi US$ 45 per barel pada bulan April, sementara untuk akhir tahun, harga minyak jenis Brent diharapkan secara bertahap pulih ke US$ 60 per barel.

Setali tiga uang, Morgan Stanley pada Selasa (3/3) juga memangkas prediksi harga Brent untuk kuartal kedua 2020 menjadi US$ 55 per barel dan prospek WTI menjadi US$ 50. 

Di tempat lain, Federal Reserve memangkas suku bunga pada hari Selasa (3/3) dalam upaya untuk melindungi ekonomi terbesar di dunia dari dampak virus corona.

"Pemotongan tingkat darurat The Fed menggarisbawahi kerapuhan fundamental ekonomi, dan ini mendesak OPEC + untuk mempercepat penurunan produksi lebih dalam untuk menopang harga energi," kata Margaret Yang, analis pasar di CMC Markets.

Yang mengatakan dari sudut pandang analisis teknis, Brent telah menemukan dukungan kuat di sekitar US$ 50-US$ 52 per barel, sementara resistensi terdekat dapat ditemukan di US$ 54,70 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×