kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti hasil pertemuan OPEC+, harga minyak kembali menguat


Rabu, 04 Maret 2020 / 15:23 WIB
Menanti hasil pertemuan OPEC+, harga minyak kembali menguat
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kembali menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

Pemotongan tambahan 1 juta barel per hari yang diharapkan oleh OPEC + akan masih jauh dari yang baru meningkat 2,1 juta barel per hari yang diperkirakan akibat kehilangan permintaan global pada semester pertama saja, analis Goldman Sachs menulis dalam sebuah catatan penelitian.

Persediaan minyak mentah AS naik dalam minggu terakhir, sementara bensin dan stok sulingan turun. Hal tersebut terlihat dari data kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan pada Selasa (3/3).

Persediaan minyak mentah naik 1,7 juta barel dalam minggu ini menjadi 446,6 juta barel pada pekan yang berakhir 28 Februari. Angka ini juga lebih rendah ketimbang ekspektasi analis yang sebesar 2,6 juta barel.

Baca Juga: Jelang sore, harga emas spot turun menjadi US$ 1.635,57 per ons troi

Tapi tren bearish minyak masih terlihat untuk tahun ini. Buktinya Goldman kembali memangkas perkiraan harga Brent menjadi US$ 45 per barel pada bulan April, sementara untuk akhir tahun, harga minyak jenis Brent diharapkan secara bertahap pulih ke US$ 60 per barel.

Setali tiga uang, Morgan Stanley pada Selasa (3/3) juga memangkas prediksi harga Brent untuk kuartal kedua 2020 menjadi US$ 55 per barel dan prospek WTI menjadi US$ 50. 

Di tempat lain, Federal Reserve memangkas suku bunga pada hari Selasa (3/3) dalam upaya untuk melindungi ekonomi terbesar di dunia dari dampak virus corona.

"Pemotongan tingkat darurat The Fed menggarisbawahi kerapuhan fundamental ekonomi, dan ini mendesak OPEC + untuk mempercepat penurunan produksi lebih dalam untuk menopang harga energi," kata Margaret Yang, analis pasar di CMC Markets.

Yang mengatakan dari sudut pandang analisis teknis, Brent telah menemukan dukungan kuat di sekitar US$ 50-US$ 52 per barel, sementara resistensi terdekat dapat ditemukan di US$ 54,70 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×