Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah kembali menguat di tengah harapan bahwa produsen utama minyak telah membuat kemajuan ke arah penyegelan perjanjian untuk menerapkan pengurangan produksi yang lebih dalam guna mengimbangi penurunan permintaan yang disebabkan oleh wabah virus corona.
Mengutip Reuters, Rabu (4/3) pukul 15.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures naik 20 sen, atau 0,39%, menjadi US$ 52,06 per barel, setelah turun 4 sen di sesi sebelumnya.
Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di Nymex naik 27 sen, atau 0,57%, menjadi US$ 47,45 per barel, naik untuk sesi ketiga.
Baca Juga: Harga minyak mendidih berkat rencana pemotongan produksi tambahan
Pertemuan antara anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya, atau dikenal sebagai OPEC+, merekomendasikan pemotongan produksi minyak dengan tambahan 1 juta barel per hari (bpd).
Rekomendasi tersebut dapat menandakan bahwa Rusia dan Arab Saudi, dua produsen terbesar dalam kelompok OPEC+, telah sepakat untuk mendukung harga minyak kembali menguat.
Saat ini, pengurangan produksi minyak OPEC+ mencapai 1,7 juta barel per hari. Arab Saudi sendiri juga sudah secara sukarela menambah pengurangan. Hasil dari pertemuan OPEC+ ini akan dilaporkan pada akhir pekan ini, mengingat kelompok ini dijadwalkan bertemu di Wina pada 5-6 Maret.
"Ini bukan waktunya untuk berhati-hati. Kelebihan pasokan kuartal kedua memang membutuhkan beberapa pengangkatan dari kelompok untuk mengimbangi bahkan sebelum wabah virus corona, tetapi sekarang adalah suatu keharusan," analis Barclays mengatakan dalam sebuah catatan penelitian .
Asal tahu saja, hingga saat ini harga Brent dan WTI masing-masing turun sekitar 27% dari harga puncaknya di Januari 2020.