kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.880   67,00   0,42%
  • IDX 7.135   -26,46   -0,37%
  • KOMPAS100 1.093   -0,98   -0,09%
  • LQ45 868   -3,53   -0,41%
  • ISSI 217   0,42   0,19%
  • IDX30 444   -2,45   -0,55%
  • IDXHIDIV20 536   -3,89   -0,72%
  • IDX80 125   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 134   -2,12   -1,56%
  • IDXQ30 148   -1,06   -0,71%

Menanti Data AS, Rupiah Diperkirakan Kembali Melemah pada Senin (22/7)


Senin, 22 Juli 2024 / 06:45 WIB
Menanti Data AS, Rupiah Diperkirakan Kembali Melemah pada Senin (22/7)
ILUSTRASI. Petugas menghitung mata uang asing dolar Amerika Serikat (US$) di konter jasa penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (20/6/2024). Dalam setahun terakhir rupiah telah turun 9,33% terhadap USD, ketidakstabilan ekonomi global, kebijakan moneter Amerika Serikat yang ketat, dan ketidakpastian politik domestik menjadi faktor yang menyebabkan rupiah melemah terhadap US$. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/06/2024


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO. ID - JAKARTA. Rupiah masih berada dalam tren pelemahan. Hari ini, Senin (22/7), mengantisipasi data ekonomi Amerika Serikat (AS), mata uang Garuda diperkirakan akan kembali bergerak turun terhadap dollar AS. 

Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong mencermati, rupiah melemah di tengah kekhawatiran tensi perdagangan dan geopolitik di regional. Hal itu menyusul pernyataan Donald Trump dan Biden akan hubungan Taiwan dan China. Menurutnya potensi pelemahan masih akan berlanjut, seiring investor mengantisipasi data-data ekonomi penting AS termasuk pertumbuhan PDB dan data inflasi PCE.

"Rupiah berpotensi kembali tertekan," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (21/7).

Baca Juga: Melemah Pekan Lalu, Begini Prediksi Rupiah Sepekan ke Depan

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah seiring meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga di AS. Dolar mendapatkan kekuatan dari data klaim pengangguran yang kuat secara tak terduga.

"Pasar tenaga kerja yang menjadi pertimbangan utama bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga tetap tangguh," ungkap Ibrahim dal risetnya, Jumat (19/7).

Di samping itu, Ibrahim melanjutkan, peningkatan popularitas besar-besaran Trump usai pembunuhan yang gagal juga menguntungkan dolar AS. Spekulasi bahwa kebijakan proteksionisme Trump dapat mengarahkan lebih banyak modal kembali ke negara tersebut.

Rupiah juga dipengaruhi sentimen internal dengan adanya surplus perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja dagang pada semester I/2024 mencatatkan surplus US$15,45 miliar atau lebih rendah US$4,46 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 16.191 per Dolar AS, Simak Proyeksinya untuk Senin (22/7)

Namun demikian, pencapaian pada enam bulan pertama tahun ini tidak mencapai 50% dari total target sepanjang 2024 di batas bawah sebesar US$31,6 miliar, sedangkan batas atas sebesar US$53,4 miliar.

Ibrahim memperkirakan rupiah melemah dalam rentang Rp 16.180 - Rp 16.240 per dolar AS di perdagangan Senin (22/7). Sedangkan, Lukman memproyeksi rupiah akan melemah di rentang Rp 16.150 - Rp 16.250 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,22% ke level Rp 16.191 per dolar AS, pada perdagangan Jumat (19/7). Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,27% ke Rp 16.199 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×