Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah hari ini melemah karena investor mengantisipasi data inflasi Amerika Serikat (AS). Data inflasi tersebut akan menjadi petunjuk bagi prospek pemangkasan suku bunga acuan.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra melihat, pelemahan rupiah hari ini karena pasar menantikan data inflasi AS. Sebab, apabila data inflasi lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, pasar bisa berekspektasi pemangkasan bakal terjadi di akhir tahun. Sebaliknya, pasar bisa berekspektasi pemangkasan akan datang lebih cepat.
“Data inflasi AS yang akan dirilis malam ini dan besok malam menjadi fokus pasar karena data inflasi ini bisa mempengaruhi waktu pemangkasan suku bunga acuan AS,” ungkap Ariston kepada Kontan.co.id, Selasa (14/5).
Ariston memaparkan, ekspektasi data inflasi produsen (PPI) Amerika untuk bulan April sebesar 2,2%, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,1%. Bila hasilnya seperti ekspektasi, maka dolar AS bisa bergerak menguat dan sebaliknya.
Baca Juga: Ekonomi Kuartal II Dibayangi Pelemahan Konsumsi Masyarakat
Setelahnya, pasar masih akan menantikan data inflasi konsumen AS atau Consumer Price Index (CPI) di Rabu (15/5) malam. Data tersebut juga akan menggerakan dolar AS seperti data inflasi PPI.
“Pergerakan besok akan ditentukan data inflasi produsen AS yang akan dirilis malam ini,” tuturnya.
Menurut Ariston, data ekonomi AS yang masih kuat semakin membenarkan ekspektasi peluang inflasi AS naik menjadi lebih besar. Dengan demikian, ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih cepat bakal menurun dan dolar AS bisa kembali menguat.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat rupiah berpeluang menguat terbatas di perdagangan esok hari, Rabu (15/5). Optimisme itu sejalan dengan proyeksi perlambatan dari data Indeks Harga Produsen (IHP) inti AS dari sebelumnya 2,4% YoY menjadi 2,3% YoY.
“Data IHP ini akan menjadi gambaran awal tren inflasi di AS. Pergerakan Rupiah diperkirakan menguat terbatas pada besok hari,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (14/5).
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,28% ke Rp 16.131 Per Dolar AS Pada Selasa (14/5)
Josua mencermati, rupiah hari ini melemah terbatas akibat investor yang masih cenderung berhati-hati terkait dengan data inflasi AS. Pada hari ini akan dirilis data Indeks Harga Produsen (IHP) AS, sedangkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS akan dirilis besok.
“Kehati-hatian investor ini tercermin dari pergerakan rupiah yang hanya di kisaran Rp 16.100 per dolar AS–Rp 16.135 per dolar AS di sepanjang hari,” imbuh Josua.
Josua memproyeksi rupiah berpotensi menguat terbatas di kisaran Rp 16.050 – Rp 16.150 per dolar AS. Sedangkan, Ariston memperkirakan rupiah berpeluang kembali melemah di area Rp 16.050 per dolar AS–Rp 16.150 per dolar AS pada perdagangan Rabu (15/5).
Mengutip Bloomberg, Selasa (14/5), rupiah di akhir sesi terdepresiasi 0,12% ke level Rp 16.100 per dolar AS. Sementara, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) terkoreksi 0,28% ke level Rp 16.131 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News