kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.342.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Tuah Musim Laporan Keuangan dalam Mengangkat Laju IHSG


Minggu, 12 Februari 2023 / 16:24 WIB
Menakar Tuah Musim Laporan Keuangan dalam Mengangkat Laju IHSG
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Menakar Tuah Musim Laporan Keuangan dalam Mengangkat Laju IHSG.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah 0,45% sepanjang pekan lalu. Membawa IHSG ke posisi 6.880,32. Analis memperkirakan musim rilis laporan keuangan bakal jadi katalis penting, sebagai titik balik pergerakan IHSG.

Sejauh ini, baru ada 10 emiten yang menerbitkan laporan keuangan tahun buku 2022. Mayoritas berasal dari sektor keuangan, termasuk empat bank big caps. Sedangkan dari non-keuangan baru diwakili oleh tiga emiten.

Dari ketiga emiten tersebut, dua di antaranya membukukan penurunan laba bersih. Yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Berbeda nasib dengan mayoritas emiten bank yang mampu menjaga stabilitas kenaikan bottom line.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyoroti, rilis kinerja keuangan 2022 sejauh ini masih sesuai ekspektasi. Emiten bank big caps bahkan cenderung mencatatkan kinerja di atas rata-rata historisnya.

Baca Juga: Saham-Saham Big Cap Perbankan Jadi Favorit Asing Saat IHSG Tertekan di Akhir Pekan

Sementara emiten berbasis barang consumer goods seperti UNVR dan SIDO memang relatif tertekan dari sisi laba. Tantangan datang dari kenaikan harga rata-rata bahan baku dan pangan global sepanjang tahun lalu.

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro memproyeksikan, secara umum laporan keuangan full year 2022 tidak akan berbeda jauh dibandingkan pola dan realisasi kinerja hingga periode kuartal ketiga.

Mayoritas masih akan membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Di luar emiten bank, Nico memperkirakan sektor energi dan konsumen non-primer akan mencetak persentase kenaikan laba bersih yang tinggi. 

 

Sementara itu, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menjagokan emiten di sektor energi, perbankan, ritel, dan pelayaran. Emiten di sektor tersebut ditaksir bakal meraih kinerja yang cemerlang pada laporan tahun buku 2022.

"Pembagian dividen setelah emiten merilis laporan keuangan menjadi bagian yang dinanti pelaku pasar, sehingga akan berpengaruh positif untuk pergerakan IHSG," ujar Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (12/2).

Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,45% ke 6.880 Sepekan, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dilego Asing

Hanya saja, dampak bagi IHSG tak akan instan. Ratih menyoroti, pada pekan lalu pelemahan IHSG lebih dipengaruhi oleh sentimen global. Terutama dari data ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS), yang berpotensi membuat The Fed masih akan hawkish terhadap kebijakan moneternya.

Sedangkan untuk sepekan ke depan, pergerakan IHSG ditaksir lebih bertumpu pada tiga faktor. Meliputi rilis inflasi tahunan AS periode Januari 2023, rilis neraca dagang Januari, dan keputusan suku bunga BI yang diproyeksikan naik 25 basis points.

Menimbang hal tersebut, Ratih memperkirakan IHSG masih akan bergerak sideways cenderung melemah. Rentang pergerakan ada di level support 6.820 dan resistance 6.980.

 

Titik Balik IHSG

Valdy memprediksi dampak bagi IHSG akan terasa ketika emiten di sektor energi ramai merilis laporan keuangan. Kinerja emiten sektor energi ditaksir akan tumbuh signifikan. Mengingat penurunan harga komoditas, khususnya batubara baru terjadi di Desember 2022 hingga awal tahun ini.

Nico menambahkan, titik balik bagi penguatan IHSG akan terjadi ketika mayoritas emiten bigcaps dan high devidend merilis laporan keuangan dengan hasil memuaskan.

"Mayoritasnya belum merilis, maka efek musim laporan keuangan masih belum terasa untuk IHSG hingga saat ini," terangnya.

Prediksi Nico, musim laporan keuangan akan bergulir dalam sebulan ke depan, dari pertengahan Februari hingga Maret. Dalam momentum tersebut, IHSG berpotensi kembali menyentuh level 7.000, dengan tetap memperhatikan rilis data ekonomi dan kebijakan bank sentral.

Baca Juga: Cermati Saham-Saham yang Banyak Dijual Asing pada Perdagangan Jumat (10/2)

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menimpali, pelaku pasar saat ini masih bersikap wait and see terhadap rilis kinerja emiten sepanjang 2022. Hal ini membuat IHSG cenderung bergerak konsolidasi. 

Praska menaksir, puncak musim laporan keuangan akan ada di bulan April, menyambung dengan rilis kinerja emiten kuartal pertama 2023. Hanya saja, investor sudah mengantisipasi mulai Februari sampai bulan Maret.

Analisa Praska, pada momentum tersebut IHSG akan fluktuatif dengan rentang terendah di level 6.550 dan puncaknya di 7.100-an. Setelah musim rilis kinerja emiten, baru IHSG akan mulai konsolidasi ke tren bullish.

Prediksi Praska, puncak IHSG bisa menyentuh level 7.300-an pada semester kedua. "Karena menjelang tahun Pemilu 2024 ekspektasi atas kebijakan moneter lebih longgar, pasca tren laju inflasi tahunan yang diperkirakan terus menurun," terangnya.

Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,45% ke 6.880 Sepekan, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dilego Asing

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta memberikan catatan. Dia mengingatkan bahwa secara global ada penurunan ekspektasi dari pelaku pasar terhadap kinerja emiten. 

Pelaku pasar akan mencermati akhir windfall profit effect dari commodity boom prices. "Penurunan ekspektasi tersebut juga disebabkan oleh  sentimen kekhawatiran peningkatan probabilitas resesi," tandas Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Negotiation For Everyone

[X]
×