Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Yudho Winarto
Fokus okupansi
Tahun ini, Gary melihat pendapatan GIAA bakal ditopang penerbangan domestik, khususnya di Indonesia Timur. Kontribusi penerbangan umroh juga diprediksi masih besar. Selain itu, naiknya performa anak usaha ikut berkontribusi mendorong kinerja GIAA ke depan.
Gary menilai perusahaan pelat merah ini perlu lebih fokus pada peningkatan okupansi ketimbang menambah rute baru. Penambahan rute baru pesawat berpotensi menyebabkan tingkat okupansi turun.
Contohnya. penerbangan ke London, Inggris, yang masih belum maksimal. Jumlah wisatawan yang semakin meningkat juga bisa menjadi katalis positif bagi emiten ini.
Apalagi, kini GIAA adalah pemimpin pasar di sektor penerbangan. Jadi peningkatan wisatawan lebih menguntungkan bagi GIAA.
Karena itu, Taye merekomendasikan hold saham GIAA dengan target harga Rp 340 per saham. Tapi, Zabrina merekomendasikan buy dengan target harga Rp 400 per saham.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 445 per saham. Ini dengan asumsi harga minyak dunia stabil dan kondisi ekonomi dalam negeri terus membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News