Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Oleh karena itu, Azis masih merekomendasikan wait and see untuk saham emiten BUMN Karya sembari melihat perkembangan ke depan.
”Jika sudah mulai ada indikasi sinyal transisi terhadap saham emiten BUMN Karya dan sentimen positif sudah mulai bermunculan, baru bisa lakukan akumulasi beli untuk PTPP dan ADHI,” tuturnya.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama melihat, kinerja saham emiten BUMN Karya masih sangat fluktuatif seiring dengan kinerja keuangan yang relatif menurun.
Baca Juga: Sejumlah Emiten BUMN Karya Catat Kenaikan Kontrak, Intip Rekomendasi Sahamnya
“Apalagi, ada permasalahan good corporate governance (GCG) yang berhubungan dengan korupsi. Kemudian, berkaitan juga dengan arus kas negatif yang membutuhkan restrukturisasi utang,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/6).
Di sisi lain, BUMN Karya juga mendapatkan mandat untuk menyelesaikan proyek strategis nasional, termasuk pembangunan IKN. Meskipun hal ini baik untuk raihan nilai kontrak, tetapi tidak berpengaruh banyak ke kinerja emiten secara keseluruhan. Sebab, arus kas emiten masih negatif, padahal pembangunan proyek juga membutuhkan modal kerja.
“Mau tidak mau, ketika pembangunan selesai, mereka harus menjual aset tersebut agar bisa mengurangi tekanan pada arus kas yang masih negatif,” paparnya.
Dampak dari proyek IKN ke kinerja emiten BUMN Karya juga baru akan terlihat dalam jangka waktu yang lama. Sehingga, para emiten tetap harus bisa meningkatkan raihan nilai kontrak sembari menunggu hasil positif dari proyek IKN.
Baca Juga: Nilai Kontrak Sejumlah Emiten BUMN Karya Naik pada 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya
“Pembangunan IKN masih terus berlanjut, meskipun ada pergantian pemimpin OIKN. Alhasil, proyek emiten BUMN Karya tetap jalan dan harus dipastikan serius melakukan restrukturisasi utang untuk memperbaiki arus kas,” paparnya.
Hingga hari ini, baru PTPP yang konsisten mencatatkan kinerja bagus, baik dari raihan nilai kontrak maupun kinerja keuangan. Namun, harga saham PTPP masih mengalami penurunan, sehingga investor tetap disarankan untuk wait and see terlebih dulu.
Nafan merekomendasikan hold untuk ADHI, tetapi dengan penurunan target harga ke Rp 196 per saham. Sementara, saham WIKA dan WSKT masih belum diberikan rekomendasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News