kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Menakar Prospek Kinerja Emiten BUMN Karya dari Proyek IKN


Selasa, 11 Juni 2024 / 22:00 WIB
Menakar Prospek Kinerja Emiten BUMN Karya dari Proyek IKN
ILUSTRASI. Alat berat dioperasikan untuk pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten BUMN Karya diperkirakan masih belum bisa terkerek meskipun tengah menggarap proyek-proyek besar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) per Selasa (11/6) mengantongi nilai kontrak sebesar Rp 11,05 triliun untuk proyek IKN.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya, mengatakan, saat ini WIKA tengah mengerjakan sembilan proyek di IKN. Di antaranya adalah Gedung Istana Negara, Kantor Kepresidenan, Jalan Tol Kariangau – Sp Tempadung, dan beberapa proyek lainnya.

“Sebagian proyek-proyek tersebut ditargetkan untuk dapat selesai pada tahun 2024,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/6).

Baca Juga: Pejabat Otorita IKN Mundur, Apa Dampaknya Bagi Emiten Konstruksi?

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengerjakan total 24 proyek di IKN dengan nilai kontrak Rp 17,7 triliun. Proyek tersebut terdiri dari proyek infrastruktur, proyek gedung, dan proyek non pemerintah.

Pada bulan Mei 2024, ADHI memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp 9,4 triliun. Beberapa proyek itu juga termasuk proyek IKN, seperti Gedung Istana Wakil Presiden, Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek tahap II, Hunian Pekerja Konstruksi tahap II, serta Gedung dan Sarana Pendukung Asrama PSSI. 

“Proyek-proyek IKN tersebut ditargetkan untuk dapat diselesaikan pada tahun 2024-2025,” ujar Sekretaris Perusahaan ADHI Rozi Sparta kepada Kontan, Selasa (11/6).

PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan nilai kontrak baru senilai Rp 8,9 triliun hingga Mei 2024. Dalam keterangan resmi tertanggal 9 Juni 2024, salah satu raihan nilai kontrak PTPP di bulan Mei berasal dari proyek peningkatan jalan di dalam KIPP Ibu Kota Nusantara.

Baca Juga: Sederet Saham Ini Turun ke Papan Pengembangan, Ada HMSP, hingga Emiten BUMN

Beberapa proyek di kawasan IKN telah berhasil diselesaikan oleh PTPP dengan progres 100% yaitu proyek penyiapan KIPP Fase 1, proyek penyiapan KIPP Fase 2, proyek Dermaga Logistik IKN dan proyek Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Tahap 1. 

Progres proyek pembangunan Istana Negara dan lapangan upacara kawasan kepresidenan telah mencapai 69,4% atau melampaui 1,3% dari target progres yang direncanakan. 

Selanjutnya, proyek gedung Kantor Presiden juga menunjukkan progres positif dengan realisasi progres sebesar 89,9% atau melampaui 0,7% dari target yang direncanakan.

Di sisi lain, dua pemimpin Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mundur dari jabatannya. Hal ini tampaknya menimbulkan riuh terkait kelangsungan proyek IKN. 

Baca Juga: Kinerja Sektor Infrastruktur Naik 3,01% Sejak Awal Tahun, Simak Rekomendasi Sahamnya

Asal tahu saja, Bambang Susantono resmi mundur dari jabatannya sebagai Kepala OIKN. Sementara, Dhony Rahajoe juga mundur dari jabatan Wakil Kepala Otorita IKN.  

Terkait pergantian Kepala Otorita IKN, WIKA meyakini tidak akan memberikan pengaruh bagi progres pembangunan proyek IKN yang tengah dikerjakan Perseroan.

“Sebab, hampir seluruh pemberi kerja atas pekerjaan tersebut merupakan proyek yang berasal dari Pemerintah, yaitu melalui Kementerian PUPR,” ungkap Mahendra.

Hal serupa disampaikan oleh ADHI. Perubahan pemimpin OIKN tidak menyebabkan kendala dalam pengerjaan proyek ADHI. Rozi mengatakan, hingga saat ini progres pekerjaan proyek IKN masih sesuai dengan timeline yang telah disepakati.

“Dari seluruh perolehan kontrak pembangunan di Kawasan IKN, ADHI bertindak sebagai kontraktor tanpa adanya porsi sebagai investor,” ungkap Rozi.

Analis PT Kanaka Hita Solvera (KHS) Andhika Cipta Labora mengatakan, meskipun proyek IKN sedang berlangsung, kinerja emiten BUMN Karya masih beragam.

PTPP dan ADHI berhasil mencatatkan kinerja yang baik per kuartal I 2024. Di sisi lain, WSKT dan WIKA justru mengalami peningkatan kerugian di periode itu.

Baca Juga: Peluang Swasta dari Merger BUMN Karya

“Hal ini mengindikasikan bahwa proyek IKN tidak bisa mendongkrak kinerja emiten BUMN Karya. Namun, pergantian pemimpin OIKN tidak akan berpengaruh banyak, karena proyek IKN akan terus berjalan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/6).

Di tahun 2024, emiten BUMN Karya masih akan terkena sentimen negatif karena masih tingginya suku bunga Bank Indonesia (BI). Sehingga, beban bunga emiten yang masih tinggi akan menggerus kinerja. 

“Emiten BUMN Karya akan membaik apabila suku bunga turun,” ujarnya.

Andhika pun belum memberikan rekomendasi untuk emiten BUMN Karya, karena harga sahamnya masih downtrend secara teknikal.

“Para pelaku pasar bisa wait and see terlebih dahulu sambil menunggu adanya sinyal reversal di emiten BUMN Karya,” paparnya.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, raihan nilai kontrak emiten BUMN Karya menunjukkan potensi peningkatan pendapatan dan laba di masa mendatang. 

Baca Juga: BUMN Karya Bakal Dilebur, Simak Rekomendasi Sahamnya

“Namun, kinerja keuangan perusahaan tidak hanya bergantung pada nilai kontrak, tetapi juga pada faktor lain, seperti efisiensi operasional, efektivitas manajemen, dan kondisi ekonomi,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/6).

Proyek IKN diyakini akan memberikan dampak positif bagi kinerja emiten BUMN Karya. Namun pasar tetap khawatir pada sentimen pergantian pemimpin OIKN yang bisa memperlambat progres pembangunan akibat adanya kemungkinan perubahan kebijakan dan strategi pembangunan. 

“Dampak proyek IKN terhadap kinerja emiten BUMN Karya juga masih bervariasi tergantung pada keterlibatan para emiten dalam proyek tersebut,” ungkapnya.

Menurut Azis, tingginya suku bunga serta kerugian yang masih dialami WIKA dan WSKT membuat tekanan akan kinerja emiten BUMN Karya masih berlanjut di tahun 2024.

Kemampuan membayar utang yang besar juga dipertanyakan akibat arus kas yang masih negatif.

Oleh karena itu, Azis masih merekomendasikan wait and see untuk saham emiten BUMN Karya sembari melihat perkembangan ke depan.

”Jika sudah mulai ada indikasi sinyal transisi terhadap saham emiten BUMN Karya dan sentimen positif sudah mulai bermunculan, baru bisa lakukan akumulasi beli untuk PTPP dan ADHI,” tuturnya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama melihat, kinerja saham emiten BUMN Karya masih sangat fluktuatif seiring dengan kinerja keuangan yang relatif menurun.

Baca Juga: Sejumlah Emiten BUMN Karya Catat Kenaikan Kontrak, Intip Rekomendasi Sahamnya

“Apalagi, ada permasalahan good corporate governance (GCG) yang berhubungan dengan korupsi. Kemudian, berkaitan juga dengan arus kas negatif yang membutuhkan restrukturisasi utang,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/6).

Di sisi lain, BUMN Karya juga mendapatkan mandat untuk menyelesaikan proyek strategis nasional, termasuk pembangunan IKN. Meskipun hal ini baik untuk raihan nilai kontrak, tetapi tidak berpengaruh banyak ke kinerja emiten secara keseluruhan. Sebab, arus kas emiten masih negatif, padahal pembangunan proyek juga membutuhkan modal kerja.

“Mau tidak mau, ketika pembangunan selesai, mereka harus menjual aset tersebut agar bisa mengurangi tekanan pada arus kas yang masih negatif,” paparnya.

Dampak dari proyek IKN ke kinerja emiten BUMN Karya juga baru akan terlihat dalam jangka waktu yang lama. Sehingga, para emiten tetap harus bisa meningkatkan raihan nilai kontrak sembari menunggu hasil positif dari proyek IKN.

Baca Juga: Nilai Kontrak Sejumlah Emiten BUMN Karya Naik pada 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya

“Pembangunan IKN masih terus berlanjut, meskipun ada pergantian pemimpin OIKN. Alhasil, proyek emiten BUMN Karya tetap jalan dan harus dipastikan serius melakukan restrukturisasi utang untuk memperbaiki arus kas,” paparnya.

Hingga hari ini, baru PTPP yang konsisten mencatatkan kinerja bagus, baik dari raihan nilai kontrak maupun kinerja keuangan. Namun, harga saham PTPP masih mengalami penurunan, sehingga investor tetap disarankan untuk wait and see terlebih dulu.

Nafan merekomendasikan hold untuk ADHI, tetapi dengan penurunan target harga ke Rp 196 per saham. Sementara, saham WIKA dan WSKT masih belum diberikan rekomendasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×