Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tertekan penurunan harga komoditas batubara. Selain terus menerapkan efisiensi, ITMG menahan produksi dan penjualan agar tak menderita kerugian.
Sepanjang tahun lalu, ITMG hanya meraih penjualan bersih US$ 1,58 miliar atau turun 18,5% year-on-year (yoy). Pada kuartal IV 2015, ITMG membukukan rugi bersih US$ 20 juta. Padahal di kuartal III 2015, ITMG masih meraih laba bersih US$ 25 juta.
Kinerja di kuartal akhir itu menyebabkan realisasi laba bersih sepanjang 2015 hanya US$ 63 juta atau anjlok 68% (yoy). Alhasil, laba per saham ITMG menyusut dari US$ 0,18 per saham pada 2014 menjadi US$ 0,06 per saham di 2015.
Sepanjang tahun lalu, ITMG menjual 28,2 juta ton batubara, turun 3% (yoy). Pada tahun ini, manajemen ITMG menargetkan produksi 26,9 juta ton.
Arandi Ariantara, analis Bahana Securities, menilai, tahun ini belum banyak peluang perbaikan bisnis ITMG. Ia memperkirakan, produksi dan penjualan perseroan terpangkas, karena harga jual rata-rata lebih rendah daripada tahun lalu. "Margin perseroan juga masih flat," ujar Arandi kepada KONTAN, Kamis (25/2).
Menurut dia, pelambatan ekonomi global, terutama dari China, menekan produsen batubara berkualitas tinggi seperti ITMG. Terlebih, ITMG banyak menjual batubaranya ke Tiongkok dan India.
Arandi memperkirakan, harga rata-rata batubara ITMG tahun ini hanya US$ 50 per ton. Laba bersih emiten ini tahun lalu juga masih di bawah ekspektasi analis. Ariyanto Kurniawan, analis Mandiri Sekuritas, mengatakan, laba bersih ITMG pada 2015 hanya 51%-56% terhadap estimasi Mandiri Sekuritas.
"Sehingga kami memangkas proyeksi laba bersih tahun 2016 sebesar 49%," ujar Ariyanto dalam risetnya, Kamis (25/2).
Namun menurut Arandi, ITMG masih akan tertolong penurunan harga minyak yang bisa memangkas beban. Lydia J Toisuta, analis JP Morgan dalam riset 11 Januari 2016, mengatakan, keunggulan ITMG adalah memiliki kas besar. Emiten ini juga tercatat tak memiliki utang (debt free).
Hal ini akan menurunkan risiko dilusi laba bersih dalam jangka panjang. Dengan kas besar, ITMG memiliki akses untuk merger atau akuisisi. Pada laporan keuangan 2015, total kas dan setara kas ITMG mencapai US$ 267,8 juta.
Tahun ini, ITMG juga menahan dana kas dan hanya menganggarkan belanja modal sebesar US$ 40 juta untuk mempertahankan produksi. Karena realisasi kinerja ITMG yang masih menurun dan ada pemangkasan produksi, Arandi menurunkan target pendapatan ITMG di tahun 2016 menjadi US$ 1,33 miliar.
Sementara laba bersih diperkirakan menyusut menjadi US$ 52 juta. Ia juga menurunkan target harga ITMG, dari Rp 5.200 per saham menjadi Rp 4.000 per saham.
Rekomendasi Arandi untuk saham ITMG adalah reduce. Sementara Ariyanto tetap memberikan rekomendasi neutral, tapi memangkas target harga dari sebelumnya Rp 8.300 menjadi Rp 6.000 per saham.
Adapun Lidya masih memberi rekomendasi underweight untuk ITMG dengan target harga Rp 5.000 per saham. Pada perdagangan kemarin, saham ITMG masih berkubang di zona merah dengan penurunan 1,82% ke level Rp 5.400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News