kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

MBTO siapkan capex Rp 53,2 miliar tahun ini


Rabu, 13 Januari 2016 / 15:29 WIB
MBTO siapkan capex Rp 53,2 miliar tahun ini


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tahun ini, PT Martina Berto Tbk (MBTO) menyiapkan capital expenditure (capex) senilai Rp 53,3 miliar. Angka itu akan digunakan untuk operasional dan melakukan ekspansi bisnis, salah satunya adalah pembelian mesin dan alat produksi.

Bryan Tilaar, Direktur Utama MBTO mengatakan bahwa pendanaan untuk capex pada tahun ini akan berasal dari kas internal dan leasing. Selain untuk mengakuisisi brand baru, MBTO juga akan menggunakan capex untuk menambah dua hingga tiga gerai Martha Tilaar Shop, melakukan renovasi, dan operasional.

"Capex Rp 53,2 miliar, terdiri atas mesin, bangunan, kendaraan ya kurang lebih itu. Sumbernya dari kas internal dan leasing," ujarnya, Rabu (13/1).

Menurutnya, pada tahun ini MBTO juga akan fokus untuk melakukan efisiensi, khususnya di sektor manufacturing. Dengan begitu dirinya berharap perseroan bisa melakukan cost saving, sebab capex akan dioptimalkan kepada pembelian mesin dan alat produksi.

"Di manufacturing ya berharap cost saving, karena banyak yang kita bisa saving. Efisiensinya adalah dengan memperbaiki supply chance, sehingga kita pakai tenaga kerjanya lebih tepat," lanjutnya.

Nantinya, dengan melakukan perbaikan supply chance waktu produksi akan lebih efisien dengan sinkronisasi antara supply barang dan orang yang bekerja. Sehingga, ke depan perseroan tidak perlu membayar over time karyawan dan beban energi yang tidak efisien.

"Jangan sampai orangnya sudah siap tapi barangnya belum datang, atau barangnya siap, orangnya belum siap. Itu enggak bisa sinkron dan akan menghambat waktu. Selain itu kita mesti bayar over time, listrik hidup lebih lama. Itu akan kita perbaiki, sehingga match produknya, bahan baku, tenaga kerja dan order dari marketing," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×