kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.413   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.515   50,54   0,68%
  • KOMPAS100 1.061   11,17   1,06%
  • LQ45 796   8,47   1,07%
  • ISSI 254   0,53   0,21%
  • IDX30 415   3,38   0,82%
  • IDXHIDIV20 474   3,64   0,77%
  • IDX80 120   1,18   1,00%
  • IDXV30 124   1,05   0,86%
  • IDXQ30 133   1,29   0,98%

Jelang Penutupan SBR014 Tenor Pendek Lebih Banyak Diburu, Ekonom Beberkan Sebabnya


Selasa, 05 Agustus 2025 / 18:09 WIB
Jelang Penutupan SBR014 Tenor Pendek Lebih Banyak Diburu, Ekonom Beberkan Sebabnya
ILUSTRASI. Penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR014 menunjukkan performa variatif untuk kedua tenor jelang penutupan pada 7 Agustus 2025.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR014 menunjukkan performa variatif untuk kedua tenor jelang penutupan pada 7 Agustus 2025.

Mengutip Bareksa, hingga Selasa (5/8/2025) pukul 14.30 WIB, SBR014 tenor 2 tahun sudah terjual sekitar Rp 9,29 triliun atau 92,9% dari kuota nasional sebesar 10 triliun.

Sementara itu, SBR014 tenor 4 tahun sudah menyerap sekitar Rp 2,63 triliun atau 52,72% dari kuota Rp 5 triliun.

Baca Juga: Pemesanan SBR014 Rp 10 T Lebih, Simak Cara Investasi Modal Rp 1 Juta Kupon 6,35%

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede melihat, penjualan SBR014 menunjukkan performa yang variatif antara dua tenor yang ditawarkan.

“Penjualan untuk tenor 4 tahun relatif lebih rendah, hal ini mengindikasikan preferensi investor terhadap tenor yang lebih pendek,” ujarnya kepada Kontan, Senin (4/8/2025).

Menurut Josua, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh sentimen pasar mengenai ketidakpastian kondisi makroekonomi global, serta potensi volatilitas tingkat suku bunga domestik di masa mendatang.

Ia juga melihat, sebagian investor masih bersikap wait and see terhadap pembelian SBR014.

Baca Juga: Cara Investasi SBR Agar Untung 6,35%, SBR014 Sudah Laku Rp 6,3 Triliun 30 Juli 2025

Arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang tengah agresif menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) dinilai menjadi salah satu pemicu.

“Investor cenderung menunggu apakah akan ada kebijakan lanjutan dari BI yang dapat mempengaruhi imbal hasil investasi di instrumen fixed income lainnya,” lanjutnya.

Menurut Josua dampak berkelanjutan dari tarif perdagangan AS juga menjadi pendorong.

“Tarif perdagangan AS terhadap Indonesia yang saat ini sebesar 19%, turut membuat investor untuk lebih berhati-hati dalam alokasi dana mereka,” tandasnya.

Selanjutnya: Apakah Makan Nanas Bagus untuk Diet Menurunkan Berat Badan?

Menarik Dibaca: Apakah Makan Nanas Bagus untuk Diet Menurunkan Berat Badan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×