Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan mata uang dollar terhadap yen masih beradu kuat. Mengutip Bloomberg, pukul 20.40 WIB, pairing USD/JPY melemah ke 111,33 dari sebelumnya 111,36. Padahal, pairing ini sempat menguat.
Analis PT Finnex Berjangka, Nanang Wahyudin mengatakan pergerakan USD/JPY dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain kabar bank sentral Jepang yaitu Bank of Japang (BoJ) yang dikabarkan mengumumkan sesuatu yang mengejutkan.
"Februari lalu, BoJ sempat sesumbar akan melakukan kebijakan moneter yang longgar. Caranya melalui suntikan stimulus yang lebih besar karena target inflasi yang tidak tercapai," ucap Nanang kepada Kontan.co.id, Selasa (13/3).
Tak hanya kabar BoJ, Nanang bilang kebuntuan Brexit juga jadi sentimen positif pairing USD/JPY di perdagangan dunia. Sebelumnya, dikabarkan anggota parlemen kembali mengacaukan kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang diajukan Perdana Menteri Inggris Theresa May.
Hal ini mendorong Inggris masuk ke dalam krisis lebih dalam dan memaksa parlemen untuk memutuskan apakah akan mendukung Brexit tanpa kesepakatan atau menundanya dalam beberapa hari ke depan.
"Juga faktor perkembangan rangkaian data ekonomi AS yang mempengaruhi penguatan dollar. Meskipun data non-farm payroll AS melemah atau hanya tumbuh 20.000 pekerja di bulan lalu. Tapi data PPI kemungkinan akan bagus," tandasnya.
Secara teknikal, Nanang melihat pairing USD/JPY masih akan menguat karena harga berada di atas garis moving average 13, MA 26 dan MA 100. Sama halnya dengan indikator stochastic yang naik, indikator RSI juga naik ke level 57 dan indikator MACD juga positif.
Besok, Nanang melihat pairing bergerak di rentang support 110,850 - 110,200 - 109,551 dan rentang resistance 111,900 - 112,680 - 113,280. Dia masih merekomendasikan beli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News