Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga aluminium mulai menguat. Mengutip Bloomberg, harga aluminium Selasa (12/3), kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) bertengger di level US$ 1.873 per metrik ton. Angka ini naik 1,40% dari harga sebelumnya US$ 1.847 per metrik ton. Harga logam industri ini masih turun 0,05% dalam sepekan.
Senior Riset dan Analis Asia Trade Point Futures, Cahyo Dewanto mengatakan pergerakan harga aluminium sempat melemah karena dipengaruhi oleh penguatan dollar Amerika Serikat (AS) seiring kelanjutan persoalan Brexit. "Sehingga ada indikasi pedagang berlindung di balik penguatan dollar AS dan bisa menyebabkan harga logam potensi turun," ucap Cahyo kepada Kontan.co.id, Rabu (13/3).
Di sisi lain, harga aluminium bisa menguat karena rencana pembebasan bea masuk aluminium dari Kanada dan Meksiko ke AS. Dia bilang Kanada dan Meksiko mendapat pengecualian tarif impor logam ke AS berkat adanya perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara.
"Nah Rencananya Australia, Kanada dan Meksiko akan dihapus masalah tarif impor baja dan aluminium. Sementara Jepang,Korea Selatan, Brasil dan Uni Eropa masih dalam proses," imbuhnya.
Cahyo melihat bahwa harga aluminium dalam perdagangan masih akan naik seiring kemajuan hasil negosiasi dagang AS dan China. Salah satunya, China akan menurunkan tarif impor otomotif yang masuk ke China dan hal ini akan merangsang kembali permintaan aluminium.
Besok, harga aluminium diperkirakan akan menguat ke level US$ 1.850 sampai US$ 1.900 per metrik ton. Sementara sepekan, harga aluminium bergerak di kisaran US$ 1.750 sampai US$ 1.950 per metrik ton.
Dari segi teknikal, harga aluminium bergerak di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Kemudian untuk indikator RSI bergerak naik di area 14, indikator IDX juga naik ke area 14, dan indikator stochastic naik ke area 14.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News