kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Masihkah rupiah perkasa pada pekan depan? Ini proyeksi dari analis


Jumat, 19 April 2019 / 20:37 WIB
Masihkah rupiah perkasa pada pekan depan? Ini proyeksi dari analis


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menunjukkan keperkasaan pasca gelaran pemilihan umum. Pada pekan depan, penguatan rupiah diprediksi masih akan berlanjut meski akan ada sejumlah ujian yang bakal dihadapi rupiah.

Pekan ini sentimen eksternal paling terasa adalah notulensi The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOCM) yang bernada dovish. Selain itu, rilis data ekspor China bulan Maret dilaporkan tumbuh 14,2% yeay on year (yoy).

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (18/4) rupiah ditutup di level Rp 14.045 per dollar Amerika Serikat (AS), menguat 0,28% dibanding Selasa (16/4). Dalam sepekan, rupiah menguat 0,53% bila dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu di level Rp 14.120 per dollar AS. 

Di kurs tengah Bank Indonesia (BI) dalam sepekan mata uang Garuda menguat 0,95% di level Rp 14.016 pada Kamis (18/4).

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan pencapaian rupiah hari ini karena disokong meredanya gejolak pemilihan presiden (pilpres) Indonesia yang telah berlangsung. Dengan hasil quick count yang langsung diumumkan membuat kekhawatiran pasar mereda dan memberikan kepastian ekonomi.

“Pilpres berjalan kondusif membuat pasar saham dan obligasi positif jadi rupiah terangkat,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Kamis (18/4). Ia menambahkan rilis data neraca perdagangan Maret yang positif dan inflasi masih terkendali.

Namun dollar AS terpantau menguat hari ini yang biasanya malah membuat rupiah. Kata Reny dollar AS menguat bukan karena stimulus ekonomi negeri Paman Sam, melainkan melemahnya save-haven euro dan poundsterling sehingga dollar AS diunggulkan ketimbang dua rivalnya itu.

Pekan depan belum ada tanda-tanda liris penting AS. Di samping itu Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan berlangsung yang sepertinya tidak akan mengubah suku bunga acuan, karena The Fed pun masih dovish

“Tidak ada alasan BI menaikkan suku bunga, selama The Fed masih main aman,” tutur Reny.

Untuk itu, Reny meramal pekan depan mata uang Garuda masih bisa melanjutkan eksistensi penguatan di rentang Rp 13.874-Rp 14.177 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×