kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.342.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih Tertekan, Kinerja Reksadana Indeks Diproyeksi Mampu Bangkit


Kamis, 13 Juni 2024 / 17:54 WIB
Masih Tertekan, Kinerja Reksadana Indeks Diproyeksi Mampu Bangkit
ILUSTRASI. Prospek kinerja Reksadana indeks


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana indeks masih berpotensi mencetak kinerja positif di akhir tahun 2024. Namun memang, pendukungnya juga bergantung pada arah kebijakan moneter dari pemerintah dan bank sentral, menyusul mayoritas kinerja indeks yang tertekan sepanjang tahun.

CEO PT Pinnacle Persada Investama alias Pinnacle Investment Guntur Putra mengatakan kinerja indeks sedang tertekan, terutama disebabkan oleh kondisi pasar yang volatil akibat ketidakpastian ekonomi global dan berbagai faktor makroekonomi lainnya.

Namun, ia meyakini untuk jangka panjang, pasar saham memiliki kecenderungan cukup baik. "Sehingga prospek reksadana indeks masih tetap positif, terutama bagi investor yang memiliki perspektif jangka panjang dan toleransi terhadap volatilitas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja mayoritas indeks tertekan sejak awal tahun (Ytd). Misalnya, IDX30 mencetak hasil -13.94% Ytd, LQ45 -11.69%, dan juga MSCI Indonesia Index -11.31%.

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Berpeluang Kembali Turun, Ini Alasannya

Adapun Pinnacle memiliki satu produk reksadana indeks, yakni Pinnacle FTSE Indonesia Index ETF. "Kinerja Pinnacle FTSE Indonesia Index ETF mencatatkan kinerja -9.8%, lebih unggul dibandingkan IDX30, LQ45, dan juga MSCI Indonesia Index.

Guntur meyakini, kinerja reksadana indeks masih memiliki peluang untuk mencetak return positif di tahun ini. Walaupun memang, mayoritas kinerja reksadana indeks akan sangat bergantung dengan kinerja underlying saham yang menjadi konstituen di masing-masing index tersebut.

Pada umumnya, kinerjanya akan sangat tergantung dengan kondisi makro perekonomian. Namun, kebijakan fiskal dari pemerintah dan bank sentral dapat memberikan dorongan positif pada pasar modal.

Ia menyebutkan, jika pemulihan ekonomi global berjalan lebih cepat dari yang diperkirakan maka dapat meningkatkan sentimen pasar.

"Tentunya perlu diperhatikan tren tingkat suku bunga, inflasi, dan juga nilai tukar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Negotiation For Everyone

[X]
×