Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas kinerja indeks saham tertekan sepanjang tahun 2024. Meski begitu, produk-produk reksadana indeks terus bermunculan.
Teranyar, Sinarmas AM meluncurkan Reksadana Indeks Simas Sri Kehati. Sebelumnya, ada BNI AM yang meluncurkan BNI-AM IDX - Pefindo Prime Bank.
Direktur Infovesta Utama Parto Kawito mengatakan, maraknya peluncurkan reksadana indeks lantaran adanya minat dari pasar.
Salah satunya didorong transparansi, sehingga calon investor mengetahuinya dan kecurigaan terhadap manajer investasi yang menyalahgunakan dengan investasi di saham jelek/gorengan menjadi berkurang.
"Selain itu fee manajer investasi (MI) juga rendah karena strateginya passive investment," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6).
Baca Juga: Sinarmas Asset Management Luncurkan Reksadana Indeks Simas Sri Kehati
Ini terlihat dari total dana kelolaan (asset under management/AUM) yang juga bertumbuh. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat total AUM di April 2024 mencapai Rp 10,88 triliun dari Rp 9,78 triliun di Maret 2024.
Parto juga menilai prospeknya juga positif karena tidak kalah dengan yang active investment management.
Direktur Panin AM Rudiyanto juga berpandangan serupa. Menurutnya, prospeknya di tahun ini cukup positif, mengingat sentimen utamanya tergantung kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) mengenai pemangkasan suku bunga.
Di sisi lain, tertekannya kinerja sejumlah indeks juga ada disebabkan oleh kinerja laporan keuangan yang kurang baik. Namun, ia optimis laporan kinerja akan kembali membaik.
"Jika suku bunga turun dan laporan keuangan menunjukkan perbaikan, kinerja bisa berbalik positif," katanya.
Panin AM memiliki dua produk reksadana indeks, yakni Panin IDX-30 Kelas A dan Panin Sri Kehati Kelas A. Hingga 11 Juni, masing-masing kinerja mencatatkan return -9,7% dan -11,34%, tetapi lebih baik dibandingkan indeks yang mencatat return, masing-masing -13,2% dan -12,81%.
Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Diproyeksi Berpotensi Turun Lebih Lanjut
Chief Investment Officer Sinarmas Asset Management Genta Wira Anjalu juga menyebutkan, pihaknya melihat kebijakan moneter AS cepat atau lambat akan adjust ke bawah, tinggal masalah waktu. Secara historis, setiap penurunan suku bunga market kompak akan bullish.
Ia optimistis kinerja produk reksadana indeks tetap positif. "Indikasi target return Simas Sri Kehati itu dikisaran 7%-8% hingga akhir tahun," sebutnya.
Adapun, produk reksadana indeks Simas Sri Kehati tersebut ditargetkan dapat memperoleh dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp 500 miliar. Sementara itu, hingga akhir 2024, Sinarmas AM membidik dana kelolaan Rp 65 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News